Indonesia Investigasi
BIREUEN — Gelaran budaya terbesar di Kabupaten Bireuen, Festival Bungong Jeumpa 2025, resmi ditutup pada Sabtu malam 2 Agustus 2025), dengan nuansa semarak di halaman Pendopo Bupati. Acara ini bukan hanya selebrasi seni dan tradisi, tetapi juga pernyataan kuat bahwa Bireuen memiliki identitas budaya yang hidup dan terus berkembang.
Festival ini digagas oleh Sanggar Meuligoe Jeumpa dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah terutama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Selama beberapa hari, berbagai kompetisi digelar, mulai dari lomba mewarnai anak-anak, fashion show, melukis, hingga sayembara cipta Mars Bireuen. Ratusan peserta dari berbagai jenjang pendidikan hingga masyarakat umum ikut ambil bagian.
Sementara itu, pameran produk unggulan UMKM yang menghadirkan pelaku usaha dari seluruh kecamatan, institusi perbankan, serta instansi pemerintahan akan terus berlangsung hingga Senin, 4 Agustus 2025, membuka ruang promosi yang lebih luas bagi pelaku ekonomi lokal.
Acara penutupan turut dihadiri oleh Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST, bersama Wakil Bupati Ir. H. Razuardi, MT, dan Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Abubakar, SH, MH, beserta jajaran pejabat pemerintah daerah lainnya. Mereka secara simbolis menyerahkan trofi dan hadiah kepada para pemenang sebagai bentuk penghargaan atas bakat dan semangat kreatif masyarakat.
Pemenang Sayembara Cipta Mars Bireuen:
Juara 1: Tgk Rafiul Razi (Rp7,5 juta)
Juara 2: Berdan Musik (Rp5 juta)
Juara 3: Fitri (Rp3 juta)
Desain Ragam Hias Terbaik:
Juara 1: M. Agus Siddiq
Juara 2: Isma Musani Putri
Juara 3: Rajes Ikhlas Rasaguna
Harapan: Putri Nabila, Safwan Ubit, Putri Naila.
Melukis Bertema Bungong Jeumpa:
Juara 1: Ahyar Arrayan
Juara 2: Muhammad Darwin
Juara 3: Cut Putro Arfiah
Harapan: Miftahul Jannah, Sita Normasuri, Muhammad Yanis
Penghargaan untuk pemenang di kategori anak-anak (PAUD dan SD) telah diberikan lebih awal pada hari yang sama, di sesi pagi dan siang.
Sadriah, S.K.M., M.K.M Ketua Umum Sanggar Meuligoe Jeumpa, dalam pidato penutupan menyampaikan bahwa festival ini bukan sekadar acara tahunan, melainkan ruang penting untuk memupuk kecintaan terhadap seni dan budaya lokal sejak usia dini.
“Setiap karya yang lahir dari festival ini adalah cerminan cinta terhadap tanah kelahiran. Bungong Jeumpa bukan hanya bunga, tapi simbol jati diri masyarakat Bireuen,” ucapnya penuh semangat.
Dengan tema “Bungong Jeumpa, Ikon Kabupaten Bireuen”, festival ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan budaya sebagai kekuatan bersama, bukan hanya sebagai kenangan masa lalu, tetapi sebagai fondasi masa depan.
Teuku Fajar Al-Farisyi