Indonesia InvestigasiĀ
BANGKA TENGAH – Dua pria yang mengaku bernama Dona Firhan dan Hardi berprofesi sebagai wartawan bertugas meliput di wilayah Sumatera bagian Selatan dilaporkan ke Polsek Koba.
Keduanya dilaporkan karena telah meminta sejumlah uang ke sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Bangka Tengah.
Minggu 26 januari 2025.
Kedua orang yang diduga menyalahgunakan profesi wartawan guna meminta-minta uang tersebut mengaku berasal dari jambi datang ke Bangka Tengah dalam rangka sosialisasi kawasan tanpa rokok dan liputan tentang dana bos.
Target operasi keduanya ialah sekolah dan pemerintah desa yang ada di Kabupaten Bangka Tengah dengan modus meminta sejumlah uang sebagai bantuan operasional peliputan.
Dona Firhan mengaku dirinya memang benar seorang wartawan yang datang ke Bangka Tengah dari Jambi guna sosialisasi kawasan tanpa rokok dan bertanya tentang dana Bos.
“Memang, kami meminta bantuan biaya ke sekolah-sekolah untuk operasional kami meliput,” katanya,
Sementara itu, Kepala SDN 10 Koba sekaligus pihak yang melaporkan Dona Firhan dan Hardi ke polisi, Pahtoni mengungkapkan bahwa dua wartawan itu sudah mendatangi sejumlah sekolah di Bangka Tengah meminta uang.
Awalnya, Pahtoni menerima info dari beberapa sekolah lain yang sudah terlebih dahulu menjadi korban Dona Firhan dan Hardi.
Beberapa sekolah tersebut memberi saran kepada Pahtoni agar mengabaikan saja jika ada orang yang datang ke sekolah mengaku sebagai wartawan dan meminta sejumlah uang.
“Sehingga, saya abaikan mereka dan langsung menghubungi Kanit Reskrim Polsek Koba memohon bantuan, bahwa ada dua orang mengaku wartawan datang ke sekolah mau sosialisasi, tapi sosialisasi tidak dilaksanakan, malah minta uang,” katanya.
Pahtoni mengungkapkan, Dona Firhan dan Hardi sudah terlebih dahulu beraksi di SDN 11 dan SDN 13 Koba sebelum menyasar uang dari SDN 10 Koba.
Di kedua sekolah sebelum SDN 10 Koba, dua wartawan tersebut sempat diberikan uang senilai Rp50 ribu tapi karena merasa kurang lalu meminta tambah.
Pahtoni berharap, Polres Bangka Tengah bisa mengatasi kasus yang dianggapnya pemerasan tersebut dan berterimakasih kepada Polsek Koba yang sigap dan bergerak cepat.
“Saya belum jadi korban, karena saya pelajari dulu konteksnya, yang ngasih Rp200 ribu malah ditulis Rp900 ribu, timbul pertanyaan apa tujuannya, jelas ini pemerasan, takutnya jika dibiarkan, akan muncul korban lainnya dan mohon untuk diproses,” katanya.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Koba AIPTU Doni membenarkan adanya 2 orang pria yang mengaku wartawan dengan modus datang ke sekolah ingin sosialisasi dan meminta bantuan berupa uang sudah diamankan.
“Benar, kami sudah amankan 2 orang yang mengaku wartawan dan mau melakukan sosialisasi, tapi meminta uang operasional peliputan dan saat ini 2 orang tersebut sudah kami serahkan ke Polres Bangka Tengah untuk penyidikan lebih lanjut,” katanya.
( Srikandi babel).