Diduga Dianiaya Wakil Bupati, Kasatpol PP-WH Pidie Jaya Pilih Bungkam

Indonesia Investigasi 

 

PIDIE JAYA, 15 Juni 2025 – Indonesia-Investigasi.com – Suhu politik lokal memanas setelah beredar kabar dugaan kekerasan yang dilakukan oleh Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri, terhadap Pelaksana Tugas (Plt) Kasatpol PP dan WH, Hazaini. Insiden tersebut terjadi pada Sabtu malam (14/6/2025), saat persiapan Zikir Akbar dalam rangka peringatan HUT ke-18 Kabupaten Pidie Jaya di Lapangan Kota Meureudu.

 

Bacaan Lainnya

Berdasarkan informasi yang dihimpun, ketegangan bermula ketika Wabup Hasan Basri keluar dari pendopo dan mendapati sejumlah pedagang balon serta mainan anak-anak masih berjualan di area yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai zona larangan. Lokasi tersebut diketahui berada di sisi jalan utama menuju lokasi pelaksanaan kegiatan keagamaan.

 

Diduga geram karena merasa instruksi penertiban tidak dijalankan secara maksimal, Hasan Basri meluapkan emosinya kepada Kasatpol PP dan beberapa anggotanya.

 

“Para pedagang sudah diingatkan, tapi tetap nekat berjualan. Mungkin karena itu Pak Wabup marah dan melampiaskannya kepada Satpol PP,” ujar salah satu saksi mata kepada Indonesia-Investigasi.com.

 

Hazaini, selaku Plt Kasatpol PP–WH Pidie Jaya, saat dikonfirmasi, membenarkan adanya insiden tersebut, namun ia enggan menjelaskan lebih jauh.

 

“Tidak apa-apa, cuma hal kecil saja antara bawahan dan pimpinan di lapangan tadi,” ujarnya singkat, seolah menutupi ketegangan yang terjadi.

 

Pernyataan tersebut justru menimbulkan berbagai spekulasi di tengah masyarakat. Nazaruddin, salah seorang warga yang mengikuti perkembangan kasus ini, mempertanyakan sikap diam Hazaini.

 

“Pernyataan itu menimbulkan tanda tanya besar. Bisa saja beliau memilih diam karena takut kehilangan jabatan,” katanya.

 

Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak Wakil Bupati terkait dugaan kekerasan tersebut.

 

Peristiwa ini menyedot perhatian publik, terlebih karena terjadi di tengah persiapan acara besar yang seharusnya menjadi momen persatuan. Masyarakat kini menanti respons dari Bupati maupun DPRK Pidie Jaya atas insiden yang mencoreng etika dan profesionalisme aparatur pemerintahan daerah.

 

 

 

Reporter

 

 

Arju Na Fahlefi

Pos terkait