Jepara, Jawa Tengah – Pemerintah Desa beserta warga masyarakat Desa Kendengsidialit gelar kegiatan tradisi ‘Besah Bumi’ dengan berbagai rangkaian kegiatan, Rabu (20/12/2023).
Kegiatan tradisi “Bedah Bumi” merupakan upacara yang dilakukan di sebuah desa sebagai bentuk persiapan menyambut musim tanam. Melibatkan masyarakat, pemimpin desa, dan unsur keamanan, upacara ini bertujuan untuk memohon kesuburan tanah, hasil panen yang melimpah, serta keamanan dan kesejahteraan bagi seluruh warga desa. Tradisi ini seringkali diawali dengan ritual keagamaan, seperti ruwatan, pagelaran seni dan dilanjutkan dengan kegiatan gotong royong, seperti mencangkul di sawah, sebagai simbol kerjasama dan persatuan dalam mencapai tujuan bersama.
Kahono Wibowo selaku Petinggi Desa (Kades) dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan bedah bumi ini diadakan setiap tahun dan berharap mendapat ridho yang Maha Kuasa agar dalam proses tanam sampai panen berlangsung lancar tanpa kendala, sesuai harapan masyarakat desa khususnya para petani yang akan memulai menanam padi.
“Saya berharap kegiatan bedah desa ini diadakan setiap tahun, khususnya di hari Rabu Kliwon dan berharap semua warga kompak untuk saling menyokong kegiatan ini, agar apa yang harapkan sesuai dengan keinginan kita semua,” ungkapnya.
Dalam rangkaian kegiatan yang sudah berlangsung sejak hari Selasa malam, diawali dengan acara Manaqiban yang di pimpin oleh tokoh Agama setempat dan dihadiri masyarakat desa, dilanjutkan pagelaran wayang kulit semalam suntuk.
Sementara di hari kedua, tepatnya hari Rabu ini, acara dilanjutkan dengan do’a bersama serta pagelaran Wayang Kulit yang dibawakan oleh Dalang Ki. H. Waroso dengan lakon ‘Pandowo Tani’ di Pendopo Balai Desa Kendengsidialit.
Turut hadir dalam acara tersebut, Babinsa Koramil 06/Welahan, Serda Mujtahid, Bhabinkamtibmas Polsek Welahan, Aipda Fahrudin Heru beserta Kanit Reskrim Polsek Welahan, Ipda Seno Sumardjono S.H. serta para perangkat desa dan warga masyarakat.
Selain acara yang digelar di Pendopo Balai Desa, Kahono Wibowo beserta perangkat desa serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas, berjalan kaki bersama menuju sawah untuk melakukan prosesi cangkul tanah, dibawah panas teriknya sinar matahari yang saat itu mencapai 35° Celcius.
(Red)