Dayah Modern Darul Ulum Miliki Poskesda terbaik di Banda Aceh

Oleh : Bung Syarif, S.HI, M.H.

Indonesiainvestigasi.com

Banda Aceh – Dayah Modern Darul Ulum (Ma’hadu Daarul Ulum al-Ashry) adalah pondok pesantren terpadu yang mengkolaborasikan pendidikan ilmu pengetahuan agama Islam dengan pendidikan ilmu pengetahuan umum. Didirikan pada tangal 1 Juni 1990 dan tepat pada tanggal 1 Juni 2025 genap usianya 35 tahun.

Darul Ulum merupakan Pesantren di bawah naungan Yayasan Pembangunan Umat Islam berdiri di atas tanah milik yayasan seluas ± 48.938 m² yang beralamat di Jalan Syiah Kuala nomor 5 Gampong Keuramat Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh Provinsi Aceh. Lokasi ini menempatkan Darul Ulum berada di tengah-tengah kota Banda Aceh dan hanya berjarak ± 2 km dari Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.

Bacaan Lainnya

Disini jenjang Pendidikannya meliputi SMP, MTS dan Madrasah Aliyah
Pesantren yang saat berdirinya hanya memiliki 14 orang santri ini, pada awalnya hanya membuka satu jenjang pendidikan formal yaitu Madrasah Tsanawiyah. Dan seiring berjalannya waktu, tepatnya pada tahun pelajaran 1993/1994, barulah di buka jenjang menengah atas (Madrasah Aliyah).

Dan dengan bergabungnya SMP Islam di bawah naungan pesantren pada tahun pelajaran 2000/2001 (sebelumnya berdiri sendiri), maka hingga saat ini Darul Ulum memiliki 3 buah lembaga pendidikan formal yang melaksanakan kurikulum nasional, yaitu Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum, SMP Islam Darul Ulum, dan Madrasah Aliyah Darul Ulum, dengan total keseluruhan santri hingga saat ini sebanyak ± 1000 orang.
Adanya dua madrasah di jenjang wustha (menengah pertama), tidak membedakan kurikulum yang diterapkan di dalamnya.

Di samping kurikulum nasional yang telah memiliki standar di seluruh tanah air, bagi mereka juga akan mendapatkan pendidikan Islam dengan kurikulum yang sama di antara keduanya. Perbedaannya hanya pada ijazah yang mereka peroleh pada akhir pembelajaran.

Santri pada Madrasah Tsanawiyah akan mendapatkan Syahadah (Ijazah) dari Kementerian Agama, sedangkan SMP Islam dari Kementerian Pendidikan Nasional.

Perpaduan kurikulum pendidikan ini menjadikan Darul Ulum sebagai lembaga pendidikan alternatif dan diharapkan akan menciptakan generasi Islam masa depan yang tidak hanya luas pemahamannya tentang pengetahuan umum, namun juga menjadikan mereka memahami Islam sebagai penuntun kehidupan di dunia dan akhirat.

Kurikulum pesantren (al-Manaahij al-Ma’hadiyah) yang diterapkan meliputi pengetahuan tentang Aqidah, Akhlaq, al-Quran (Qiraatul Quran wa Tajwid, Ulumul Quran, Tafsir), Hadits (Hifdzul Hadits, Musthalah al-Hadits), Fiqh (qiraatul kutub al-Islamiyah), pengetahuan bahasa (Nahwu, Sharaf, Balaghah, Muthalaah an-Nushus al-Arabiyah, Insyak, Mumarasah Lughawiyah, Tarjamah, English conversation, Reading, Grammar), dan ‘Amaliyah at-Tadris (praktek mengajar) yang diharapkan dapat menjadi kontribusi untuk kesinambungan pendidikan Islam.

Keseluruhan materi tersebut diajarkan berdasarkan batasan-batasan yang telah dirancang sedemikian rupa untuk setiap jenjangnya.

Dalam keseharian, para santri melaksanakan aktifitasnya dalam bingkai jadwal dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan guna membiasakan mereka dalam kedisiplinan dan kemandirian. Diantara peraturan yang wajib diikuti adalah menjalankan syariat Islam, menggunakan bahasa Arab atau Inggris dalam berkomunikasi, dan wajib bermukim (tidak boleh keluar komplek pesantren tanpa permisi).

Di tengah kurikulum wajib yang harus diikuti, mereka juga dapat mengikuti kurikulum tambahan (ekstrakurikuler). Kegiatan ekstrakurikuler ini diantaranya bersifat wajib, dan ada juga yang optional.

Kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti adalah Tadrib al-Khitabah (latihan pidato). Sedangkan yang bersifat optional diantaranya adalah Tahfidh al-Quran Club (selain hafalan wajib), Language Club, Seni Tari, Drama, Nasyid, Klub olahraga (Sepak bola, volley, basket, Boxer), dan lain sebagainya. Seluruh kegiatan tersebut juga di bawah pembinaan dewan guru (asatiz) yang berkompeten di bidangnya masing-masing.

Jadwal kegiatan para santri telah disusun untuk setiap pergantian menit dalam hari-hari mereka. Bermula dari bangun pagi di shubuh hari sampai tidur kembali pada malam harinya.

Para dewan guru (asatiz) yang mengajar di Dayah Modern Darul Ulum berasal dari berbagai lembaga pendidikan di dunia, nusantara, alumni Darul Ulum serta alumni dayah tradisional lainnya di Aceh. Mereka terdiri dari lulusan S1 dan S2 dari universitas di dalam maupun luar negeri.

Diantaranya S1 dan S2 USK, UIN Ar-Raniry, UGM, IPB, George Mason University, Khourtum International Institute, Dayah Darussalam Labuhan Haji, Ponpes Darussalam Gontor, Dayah Darul Huda Paloh Gadeng, serta Dayah Mudi Mesra Samalanga, Bireun.

Sementara alumni Dayah Modern Darul Ulum melanjutkan pendidikannya di berbagai Universitas di dalam maupun luar negeri. Diantaranya; USK, UIN Ar-Raniry, Universitas Turki, Universitas Indonesia, Al Azhar Cairo, UIN Syarif Hidayatullah, UGM, IPB, IPDN, President University, AKPER, AKFAR, AKBID, baik melalui jalur undangan dan beasiswa maupun jalur mandiri.

Sementara sebagian alumni yang lain menjadi Anggota TNI/POLRI serta ada juga yang menjadi Politisi, Aktivis LSM, Dosen maupun Pengusaha.

Dayah ini merupakan salah satu Dayah Terpadu terbaik di Banda Aceh yang ter-akreditasi A sesuai hasil penilaian Majelis Akreditasi Dayah Aceh. Saat ini Banda Aceh memiliki 3 Dayah Terpadu (Modern) yang ter-akreditasi “A” yaitu; Dayah Modern Darul Ulum, Dayah Terpadu Inshafuddin dan Dayah Modern Babun Najah serta 1 Dayah Tradisional yaitu Madinatul Fata.

Berbagai upaya terus dilakukan oleh Pimpinan Dayah Darul Ulum, terutama dalam aspek pemenuhan kesehatan bagi santri. Sejak berdirinya Dayah ini telah miliki Unit Kesehatan Dayah. Dalam konteks nasional lebih dikenal dengan sebutan Pos Kesehatan Pondok Pesantren (Poskestren).

Sejatinya sesuai regulasi Kementrian Kesehatan dan Kementrian Agama Republik Indonesia Poskesda/Poskentren dibentuk oleh Puskesmas yang menjadi lingkup Kecamatan locus Dayah tersebut. Serta Kepala Puskesmas berkewajiban melakukan pembinaan Poskesda /Poskentren di lingkup kecamatan yang menjadi locus masing-masing dayah sesuai area tanggung jawab, tupoksi dan kewenangan Puskesmas.

Yang menjadi soal apakah peran, tupoksi dan kewenangan telah dilaksanakan dengan baik oleh masing-masing Kepala Puskesmas? Ini patut dicari jawabannya. Charlie Papa Romeo (CPR) tidak mau ambil kesimpulan, biarkan saja Tgk Dayah dan pengamat di Banda Aceh yang mengambil konklusinya.

Sebagai informasi dibeberapa Pondok Pesantren di Pulau Jawa yang pernah penulis kunjungi, Puskesmas senantiasa memberikan pemahaman akan pentingnya Poskestren/Poskesda sekaligus menginisiasi pembentukannya.

Bukan hanya sebatas memfasilitasi pembentukan, akan tetapi menempatkan dokter/petugas medisnya sekaligus membantu pemenuhan obat-obatan sebagai bagian dari tanggungjawab negara dalam pemenuhan kesehatan bagi Santri yang juga bagian dari Warga Masyarakat setempat.

Disamping itu juga Puskesmas memfasilitasi pembentukan Forum Masyarakat Pesantren yang peduli akan kesehatan serta Kader Poskestren. Tentunya kita berharap dengan inisiasi Dayah yang telah membentuk Unit Kesehatan Dayah ini sejak Tahun 2012 mendapat sentuhan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh melalui Puskesmas Kecamatan Kuta Alam sebagaimana harapan Firman Azria, Amd.Kep yang kala itu menjadi Pengelola Unit Kesehatan Dayah.

Pada Tahun 2012 Dayah ini merupakan Dayah terbaik dalam bidang Pengelolaan Kesehatan hasil penilaian Tim Penggerak PKK Aceh ”Gammawar Award 2012”
Lebih lanjut Firman yang juga Alumni Perdana Pelatihan Unit Kesehatan Dayah sangat berharap kedepan Dayah mereka mendapat pasokan obat-obatan dari Puskesmas sekaligus dibantu tenaga medis dari Puskesmas. Kita sadar betul pemenuhan Poskentren/Poskesda, berkolerasi dengan santri sehat.

Semakin maju dayah di Banda Aceh maka berkorelasi dengan peningkatan pendapatan Kota Banda Aceh karena akan banyak yang datang berkunjung dan menginap di Rumah Kos atau rumah sewa dalam rangka mengantarkan anaknya masuk Pesantren/Dayah di Banda Aceh, yang pada akhirnya akan terjadi peningkatan transaksi ekonomi di Banda Aceh.

Ayo buktikan jika Dayah Modern Darul Ulum bisa mewujudkan Poskenda (Pos Kesehatan Dayah) atau sebutan lainnya pernah berjaya pada masanya, maka dayah lain yang ada di Banda Aceh khususnya dan Aceh umumnya juga bisa. Santri Dayah Sehat, Dayah Bersih adalah mimpi kita. Pemenuhan akan lahirnya Poskesda/Poskestren di seluruh dayah yang banyak santrinya menjadi mutlak, karna itu peran Puskesmas menjadi penting. Kalau Kapusnya tidak menjalankan tupoksi dengan benar maka Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh perlu mengeluarkan kartu merah, hehe.

Penulis adalah Magister Hukum Tata Negara USK, Fasilitator Aksi Bergizi bagi Guru Dayah (Flower Aceh-UNICEF), Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Kota Banda Aceh, Peserta Pelatihan Usaha Kesehatan Dayah Angkatan I, Tahun 2017 di Hotel Mekkah, Dosen Legal Drafting FSH UIN Ar-Raniry, Pengurus ICMI Kota Banda Aceh periode 2024-2029, Ketua Komite Dayah Terpadu Inshafuddin periode 2023-2026, Wali Santri Dayah Ruhul Islam Anak Bangsa (RIAB), JZ01CPR

(JZ01MIK)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *