Indonesia Investigasi
Bireuen – Pagi yang seharusnya menjadi awal dari perjuangan meraih cita-cita, berubah menjadi duka mendalam bagi Inaya, seorang calon mahasiswi asal Desa Geulanggang Kulam, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen. Sekira pukul 06.30 WIB, saat hendak mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) di Kampus Bukit Indah Universitas Malikussaleh (Unimal), ia mengalami kecelakaan tunggal. Inaya terjatuh dari sepeda motor dan mengalami luka cukup serius.
Kecelakaan terjadi di kawasan Bukit Indah, dan tragisnya, Inaya sedang sendiri. Ponsel miliknya hancur akibat benturan, membuatnya tidak bisa menghubungi siapa pun. Beruntung, insiden tersebut disaksikan oleh warga sekitar yang dengan sigap memberikan pertolongan pertama. Salah satu pihak yang langsung menunjukkan kepedulian adalah istri dari seorang relawan, yang tanpa ragu membawa Inaya ke Rumah Sakit Arun untuk mendapatkan perawatan darurat. Saat ini, korban masih dalam penanganan di ruang UGD Rumah Sakit Arun.
Kondisi ini semakin memilukan karena diketahui bahwa Inaya hanya tinggal berdua dengan adiknya yang masih bersekolah. Kedua orang tua mereka saat ini berada di Malaysia sebagai pekerja migran. Sementara itu, pihak keluarga di Bireuen awalnya belum mengetahui kabar tersebut. Informasi mengenai kejadian ini pertama kali menyebar melalui pesan berantai WhatsApp yang mengundang simpati masyarakat luas.
Tersentuh dengan kondisi korban, Bupati Bireuen, H. Mukhlis, langsung mengambil tindakan cepat. Beliau memfasilitasi penuh proses rujukan korban ke RS BMC Bireuen agar Inaya mendapat penanganan medis yang lebih komprehensif. Dalam proses evakuasi, Bupati turut melibatkan tim Ambulans Takabeya Peduli, yang dipimpin oleh Rahmad sebagai pengemudi ambulans.
“Inaya adalah anak kita semua. Saat seorang anak terluka di tengah perjuangannya mengejar masa depan, kita sebagai orang tua, sebagai pemimpin, tidak boleh tinggal diam,” ujar Bupati H. Mukhlis.
Tindakan cepat dan empatik dari Bupati Bireuen mendapat apresiasi luas dari masyarakat. Tak hanya menunjukkan kepemimpinan yang responsif, tetapi juga menghadirkan rasa aman dan perhatian nyata bagi rakyat di saat krisis.
Kini, masyarakat Bireuen bersatu dalam doa untuk kesembuhan Inaya. Duka ini menjadi pengingat bahwa solidaritas dan kepedulian adalah kekuatan besar dalam menghadapi musibah. Semoga Inaya segera pulih dan mampu kembali melanjutkan cita-citanya.
Muhammad Yanis