Pekalongan, Jawa Tengah – Aipda Yuli Setyawan, SH (Bhabinkamtibmas) bersama dengan Serma Poniman (Babinsa) dan petugas Puskesmas 2 Kajen turut melaksanakan pendampingan kegiatan fogging di Desa Tambakroto, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, pada Kamis, 18 Januari 2024, pukul 06.00 WIB hingga selesai. Kegiatan ini dilakukan oleh tim dari Dikes Kabupaten Pekalongan sebagai respons terhadap beberapa warga Desa Tambakroto yang terkena Demam Berdarah (DB).
Sasaran penyemprotan fogging mencakup rumah warga yang terkena DB, fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, serta rumah-rumah dan tempat yang berpotensi sebagai sarang nyamuk. Langkah ini diambil sebagai tindakan preventif untuk mencegah penyebaran wabah Demam Berdarah. Selama kegiatan, Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit tersebut.
Namun, pendekatan pencegahan yang dilakukan tidak terbatas pada fogging semata. Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa menggabungkan berbagai program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan pribadi.
Kegiatan Fogging untuk Mencegah Demam Berdarah
Kegiatan fogging menjadi salah satu upaya efektif untuk meminimalisir penyebaran nyamuk Aedes Aegypti, penyebab Demam Berdarah. Nyamuk ini dapat berkembang biak di berbagai tempat yang mengandung air, seperti pot bunga yang lama tidak disiram dan tempat sampah. Oleh karena itu, fogging menjadi cara yang efektif untuk membasmi nyamuk tersebut.
Dalam kegiatan fogging di Desa Tambakroto, Bhabinkamtibmas dan Babinsa turut mendampingi petugas kesehatan yang bertugas melaksanakan fogging. Selain memberikan perlindungan kepada masyarakat, kegiatan fogging juga mencerminkan kepedulian Bhabinkamtibmas dan Babinsa terhadap kesehatan masyarakat serta lingkungan yang bersih dan sehat.
Upaya Pencegahan Demam Berdarah
Selain fogging, terdapat beberapa upaya pencegahan lain yang perlu dilakukan untuk menghindari serangan Demam Berdarah di Desa Tambakroto:
1. Membersihkan lingkungan dari sampah dan membuangnya di tempat yang sudah disediakan.
2. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar agar tidak mudah menjadi sarang nyamuk.
3. Menggunakan kasa jendela atau kawat pada ventilasi rumah agar nyamuk tidak masuk.
4. Menggunakan obat anti-nyamuk pada tubuh dan pakaian untuk menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Bhabinkamtibmas dan Babinsa Desa Tambakroto menyadari bahwa pencegahan Demam Berdarah tidak hanya memerlukan upaya fisik, melainkan juga perlu sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang cara pencegahan dan penanggulangan Demam Berdarah. Oleh karena itu, mereka aktif melakukan sosialisasi dan edukasi terkait Demam Berdarah kepada masyarakat.
Pentingnya Kesadaran Masyarakat dalam Pencegahan Demam Berdarah
Dalam upaya pencegahan Demam Berdarah, kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat memegang peran kunci. Tanpa kesadaran dan partisipasi masyarakat, upaya pencegahan yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas dan Babinsa tidak akan berjalan lancar. Keduanya mengajak masyarakat untuk bersama-sama membentuk lingkungan yang sehat dan bebas dari serangan nyamuk Aedes Aegypti.
Kesadaran masyarakat menjadi kunci keberlanjutan upaya pencegahan. Bhabinkamtibmas dan Babinsa tidak hanya melakukan sosialisasi pada waktu-waktu tertentu, melainkan juga terus berkomunikasi dan bersinergi dengan masyarakat untuk mencapai lingkungan yang sehat dan terbebas dari serangan Demam Berdarah.
Dalam upaya pencegahan Demam Berdarah, terdapat banyak langkah yang dapat dilakukan mulai dari fogging, menjaga kebersihan lingkungan, hingga sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Bhabinkamtibmas dan Babinsa Desa Tambakroto terus bersinergi dengan masyarakat demi kesehatan dan keamanan wilayah mereka.
(HANANTO,SE)