Indonesia Investigasi
Simalungun – Masyarakat Sekitar Kebun PTPN 4 unit Laras tuding Manejer Arfi Damayanti tebang pilih dalam menertibkan Ratusan ternak yang berkeliaran di areal TBM (tanaman belum menghasilkan) pohon sawit di wilayah kerjanya.
Informasi yang di himpun. Kamis (16/1) sekira jam 11.00 Wib di sekitar HGU kebun Laras bahwa mencuatnya masalah ini bermula dari perbuatan Manejer Laras Arfi Damayanti menangkap tiga ekor kambing dari areal TBM afd 3 seminggu yang lalu dan di bawa ke kantor. Ketika pemilik kambing Awi Damanik (50) warga Nagori Maligas kecamatan Gunung Malela datang menjemput ternaknya. Dia harus membayar denda sebesar 900 ribu rupiah.
Setengah terpaksa Awi membayar denda tersebut walaupun keberatan karena denda 900 rb dianggap terlalu besar di bandingkan dengan harga jual seekor kambingnya. Negosiasi di lakukan di Pos 1 kantor manajemen antara Awi cs dengan pihak perkebunan yang di wakili oleh SDM.
Kejadian serupa juga terulang kembali. Salah seorang warga Nuriman Sinaga mengaku tidak terima kalau di suruh membayar denda. Ia mengatakan kalau mau di tertibkan, manejemen harus mengusir seluruh ternak warga yang berkeliaran di kebun. Jangan hanya menangkap beberapa ekor saja lalu minta denda, sedangkan lainnya di lepas seakan tebang pilih dan memperkaya diri dengan alasan denda.
Akibat ulah pihak perkebunan. Nuriman mengaku ia mengalami kerugian. Sebab anak kambing miliknya mati kelaparan akibat induknya di tangkap oleh pihak manajemen. “Lihat ini aku foto in ternak yang berkeliaran. Bu Manejer jangan punya aku aja yang di tangkap, yang lainnya juga”tandasnya.
Iman mengatakan bukan hanya kambing saja . Namun juga ada kawanan lembu yang berkeliaran yang jelas lebih merusak di bandingkan dengan kambing tapi tidak di tangkap. “Aku heran kok cuma kambing saja yang di tangkap. Lembunya tidak. Apa ini di sengaja agar jadi proyek memperkaya diri Manejer untuk naik haji” sindirnya.
Manejer PTPN4 unit Laras Arfi Damayanti ketika di konfirmasi melalui Asisten kepala Agus membantah pihaknya melakukan tebang pilih. Ia menjelaskan dari begitu banyaknya ternak masyarakat yang mengganggu tanaman sawit hanya beberapa yang bisa di tangkap. “Tidak ada tebang pilih. Seperti melakukan razia helm tidak semua pengendara yang tidak pakai helm teraziah” pungkasnya.
(Gona)