Indonesia Investigasi
SRAGEN, JATENG — Masalah stunting di Indonesia masih menjadi perhatian serius. Stunting, atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, berdampak jangka panjang pada kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas individu. Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan kolaborasi berbagai pihak, termasuk Babinsa (Bintara Pembina Desa) dan kader Posyandu.
Babinsa, sebagai ujung tombak TNI di tingkat desa, memiliki peran strategis dalam upaya pencegahan stunting. Kedekatan Babinsa dengan masyarakat memungkinkan mereka untuk berperan aktif dalam berbagai program pemerintah, termasuk program pencegahan stunting.
Seperti yang dilakukan oleh Serda Agus Joko Purnomo beserta 3 orang anggota Koramil 15/Gemolong Kodim 0725/Sragen melaksanakan kegiatan Bin puanter mendata stunting bersama kader posyandu bertempat di Desa Kalangan Kec. Gemolong, Selasa ( 03/12/2024 ).
Babinsa dan kader Posyandu dalam pendataan stunting merupakan langkah strategis dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia. Peran Babinsa dalam aksesibilitas, keakraban dengan masyarakat, koordinasi, dan pemantauan sangat penting untuk memastikan program pencegahan stunting berjalan efektif dan menyeluruh. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan angka stunting dapat ditekan secara signifikan.
Serda Agus menyampaikan, penurunan angka stunting memang menjadi salah program yang menjadi perhatian semua pihak termasuk TNI AD melalui Babinsa, tidak hanya membantu pendataan, tetapi juga penyuluhan dan edukasi. “Selain mengecek kesehatan gizi, Babinsa juga memberikan edukasi tentang cara pencegahan stunting dimulai dari pengaturan pola makan dan hidup sehat “ Pungkasnya.
(Agus rodo Kemplu/Jumardin)