Banjarnegara, Jawa Tengah – Meskipun pelantikan untuk kades terpilih ditunda, ribuan pendukung dari 37 kades terpilih dalam Pemilihan Kepala Desa Serentak 2024, yang diadakan pada 5 Maret lalu dari 20 kecamatan, dengan partisipasi dari 57 desa, masih menunjukkan ketidakpuasan mereka dengan menggelar aksi unjuk rasa di depan Pendopo Dipayuda pada hari Selasa (30/4/2024).
Para pendukung kades terpilih dari 41 desa yang melakukan aksi unjuk rasa menuntut agar kades terpilih segera dilantik. Aparat keamanan yang terdiri dari Polri, TNI, dan Satpol PP sigap menangani situasi tersebut. Saat aksi massa yang berunjuk rasa tidak dapat masuk ke pendopo, mereka berkumpul di depan gerbang masuk, menyebabkan kegaduhan. Aksi anarkis terjadi ketika massa mencoba merusak pintu gerbang, dan aparat keamanan harus menggunakan water cannon, peluru karet, dan gas air mata untuk mengendalikan situasi.
Kapolres Banjarnegara, AKBP Erick Budi Santosa, SH, Sik, Mh, menjelaskan dalam jumpa pers bahwa aksi unjuk rasa tersebut berkaitan dengan kepala desa terpilih dari 57 desa di Banjarnegara. Sebuah pertemuan antara PJ. Bupati dan kepala desa terpilih telah dilakukan, dan hasilnya sudah diperoleh.
Kapolres menegaskan bahwa penanganan aksi unjuk rasa tersebut sesuai dengan peraturan Kapolri, dengan upaya pengendalian massa yang tegas. Dua orang telah diamankan terkait aksi tersebut.
Personel keamanan yang terlibat dalam aksi unjuk rasa tersebut berasal dari tiga kabupaten, termasuk satu kompi Brimob, satu kompi Dalmas Polda, serta kekuatan dari Polres Purbalingga dan Polresta Banyumas.
Beberapa anggota keamanan mengalami luka-luka akibat insiden tersebut, termasuk patah tulang dan luka di pelipis. Sepuluh orang juga mengalami kesulitan bernapas akibat gas air mata dan saat ini sedang dirawat di RSUD.
Kapolres Banjarnegara mengingatkan masyarakat untuk menjaga kondusifitas dan menghormati keputusan yang telah diambil terkait pelantikan kades terpilih.
(Ratih)