Tim World Bank Tinjau Infrastruktur Desa di Pidie Jaya: Fokus pada Praktik Baik dan Pembelajaran Nasional

Indonesia-Investigasi.com

 

Meureudu, Pidie Jaya — 28 April 2025 -Tim dari World Bank melakukan kunjungan lapangan ke sejumlah desa di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, untuk melakukan riset pengembangan infrastruktur pedesaan. Kunjungan ini bertujuan untuk mendokumentasikan praktik-praktik pembangunan desa yang dinilai berhasil, berkelanjutan, dan bisa dijadikan pembelajaran nasional, bukan untuk melakukan audit atau evaluasi proyek.

 

Bacaan Lainnya

Rombongan yang terdiri dari Ir. Idee Sasonko, M.T. dan Andi Suryani, S.T., perwakilan dari World Bank, bersama pendamping kabupaten Syukri, S.E. dan Fauzi, S.T. Fadli Sp.d., turut berkunjung ke beberapa titik pembangunan infrastruktur desa yang telah dilaksanakan sejak 2018. Beberapa proyek yang menjadi fokus antara lain pembangunan jalan akses kantor desa, jalan makam Meurah Puteh, dan jalan aspal Kuta Batee.

 

“Kami datang bukan untuk memeriksa atau mengaudit, tapi untuk memotret kondisi dan mengambil pembelajaran yang bisa dibagikan ke desa-desa lain di seluruh Indonesia,” ujar Ir. Idee Sasonko dalam sambutannya.

 

Selain perwakilan dari World Bank, hadir pula berbagai tokoh desa dan lembaga terkait, termasuk Kepala Desa Mayang Lancok, Miswar, S.Pd. yang menyambut baik inisiatif ini. “Semoga praktik baik dari desa kami bisa menjadi inspirasi nasional. Kami siap berbagi dan belajar dari desa-desa lainnya di Indonesia,” ujarnya.

 

Fokus utama kunjungan adalah menilai berbagai aspek pembangunan infrastruktur, seperti keberlanjutan, manajemen risiko bencana, dan inovasi lokal yang melibatkan gotong royong serta pengelolaan iuran masyarakat. Selain itu, tim juga mengamati dokumen perencanaan desa dan aspek lingkungan yang mempengaruhi pembangunan, seperti alih fungsi lahan dan potensi kebakaran hutan.

 

Andi Suryani menambahkan, “Kami juga ingin melihat apakah ada inovasi lokal yang bisa dijadikan contoh nasional. Keberhasilan yang ditemukan di satu daerah, seperti Aceh, bisa menjadi pembelajaran bagi daerah lain seperti NTT atau Kalimantan.”

 

Selama kunjungan, tim melakukan dialog terbuka dengan masyarakat, membahas tantangan yang dihadapi dalam penganggaran, fluktuasi harga material, dan bagaimana solusi yang telah diterapkan di desa-desa tersebut. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari perangkat desa, termasuk tokoh-tokoh lokal yang turut berperan dalam proses pembangunan.

 

Hasil dari riset ini akan disusun dalam bentuk dokumentasi praktik baik (best practices) yang akan dibagikan kepada pemerintah pusat dan jejaring pembangunan desa di seluruh Indonesia. Dengan pendekatan berbasis kolaborasi, World Bank berharap dapat mendorong penyebaran inovasi-inovasi lokal yang bermanfaat bagi pembangunan pedesaan secara lebih luas.

 

Reporter:

 

Arju Na Fahlefi

Pos terkait