IndonesiaInvestigasi
BIREUEN, Aceh – Akibat tak menerima kekalahan pada pilkada 27 November lalu, sejumlah tim sukses (Timses) Paslon 01, Murdani Yusuf dan Muhaimin (Mu’min) menggelar aksi demo di Kantor DPRK Bireuen, Selasa (3/11).
Para demonstran yang dikomandoi beberapa pentolan timses paslon 01, menggeruduk gedung wakil rakyat. Mereka, dikabarkan menolak hasil pemungutan suara. Dalihnya, terjadi kecurangan praktik money politik yang belum terbukti secara hukum, atau ada pihak yang tertangkap tangan.
Demo ini mengingatkan kita akan Pilkada tahun 2017 lalu, dimana paslon yang kalah juga melakukan demo dengan judul yang sama ala modus kecurangan – kecurangan kandidat pemenang yang pada akhirnya tidak terbukti sama sekali.
Padahal, sebelumnya kubu paslon 01 itu juga sempat menyatakan, membuka sayembara bagi penangkap pelaku money politik akan diberi hadiah uang Rp 50 juta, atau dibiayai untuk umrah ke tanah suci. Namun, hingga beberapa hari pasca pilkada tak satupun janji-janji itu ditepati. Malahan memobilisasi massa dari kalangan ibu-ibu rumah tangga, lansia dan warga yang tidak tahu apa-apa, guna menolak hasil pemungutan suara yang telah berlangsung aman dan lancar.
Aksi mengatasnamakan Gerakan Aliansi Masyarakat Bireuen (GAMB), diduga akan dikoordinir oleh Iskandar alias Tuih Alkhair yang merupakan Ketua Keamanan dan Satgas paslon 01, sekaligus saksi kandidat itu yang sebelumnya menolak keras hasil rekapitulasi penghitungan suara Kecamatan Peusangan.
Selain itu, juga terlihat M Fadhil alias Fadhil Juang anggota Logistik dan APK Tim Paslon 01, ikut berorasi menyampaikan tuntutan terkait pilkada dan isu money politik yang dihembuskan tim pemenangan paslon 01. Dan seperti yang di ketahui sebelumnya, Fadhil juang juga pernah diduga membuat demo besar-besaran saat HRD menjabat Bupati Bireuen periode 2012-2017 dengan tuduhan ijazah palsu hingga menyeret nama besar Ulama Kharismatik di Bireuen.
Amatan awak media, sekitar 200 an massa berkumpul di Mesjid Sultan Jeumpa sejak pukul 10.00 WIB, karena kondisi hujan maka aksi ini molor beberapa jam dari rencana semula. Para demonstran yang terlihat ikut membawa anak-anak mereka, melakukan long march menuju kantor DPRK Bireuen.
Usai berorasi hingga pukul 12.30, massa akhirnya membubarkan diri dari lokasi aksi demo, lalu kembali ke rumah masing-masing. Awalnya, aksi tersebut direncanakan dipusatkan pada tiga titik, yakni DPRK Bireuen, Panwaslih dan KIP Bireuen. Namun, belakangan pendemo batal melanjutkan aksi ke Panwaslih dan KIP.
Ipul / fajar