Indonesia Investigasi
BIREUEN – Malam penutupan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Bireuen ke-26 menjadi puncak kemeriahan yang tak terlupakan. Ribuan masyarakat tetap setia memenuhi Lapangan RTH Cot Gapu hingga larut malam, menanti satu penampilan yang paling dinanti, ”Rafli Kande”.
Sabtu malam (11/10/2025), sekitar pukul 23.45 WIB, penyanyi dan musisi Aceh legendaris ini akhirnya naik ke panggung, disambut sorak dan tepuk tangan penonton. Meski sudah hampir tengah malam, semangat masyarakat tak surut. Mereka ingin menyaksikan sang maestro Aceh melantunkan syairnya yang sarat makna.
Rafli tampil anggun dengan busana tradisional, membawakan enam tembang pilihan yang menggetarkan hati. Dua di antaranya, “Hasan Husen” dan “Sepasang Lembu Tua”, membuat penonton larut dalam nostalgia dan kebanggaan terhadap budaya Aceh. Suaranya yang khas berpadu dengan alunan musik etnik menciptakan suasana yang magis, malam itu Bireuen benar-benar seperti kembali ke akar jiwanya.
“Syair Aceh bukan hanya lagu, tapi doa dan pesan kehidupan,” ujar salah seorang penonton.
Selain penampilan Rafli, malam penutupan juga disemarakkan dengan tari kolosal yang mengisahkan sejarah Pendopo Bupati Bireuen, tempat perjuangan bangsa pernah berjejak. Acara ini menjadi simbol syukur atas perjalanan 26 tahun Bireuen sejak dimekarkan dari Kabupaten Aceh Utara.
Dengan tema “Bireuen Maju, Berdaya, dan Berbudaya”, rangkaian HUT tahun ini bukan sekadar perayaan, melainkan pernyataan jati diri. Musik, seni, dan sejarah berpadu menjadi satu, menyulut semangat masyarakat untuk menjaga warisan budaya di tengah arus modernisasi.
Rafli menutup penampilannya dengan sapaan hangat dan doa untuk Bireuen. Baru setelah tembang terakhirnya usai, masyarakat perlahan meninggalkan lapangan dengan wajah puas dan bahagia.
Teuku Fajar Al-Farisyi