Indonesiainvestigasi.com
Labuhan Batu, Sumatera Utara –Peredaran narkoba jenis sabu di wilayah Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu, kian merajalela dan tak terbendung. Nama seorang pria yang disebut-sebut sebagai Aji, mencuat sebagai bos besar jaringan peredaran sabu yang diduga menguasai beberapa titik strategis di wilayah tersebut.
Informasi yang dihimpun dari warga, Aji memiliki sejumlah “kaki tangan” yang mengelola peredaran sabu di berbagai lokasi, antara lain:
– Woko – di Poncep, Aek Nabara, Kecamatan Bilah Hulu.
– Adi – di P3RSU Aek Nabara, Kecamatan Bilah Hulu.
– Boim – di Siluang, Gunung Selamat, Kecamatan Bilah Hulu.
– Solat – di Pematang Seleng, Kecamatan Bilah Hulu.
Dari jaringan tersebut, Aji disebut-sebut mampu meraup omzet hingga ratusan juta rupiah perminggu. Suroto, salah seorang warga, menyebut peredaran sabu di Bilah Hulu sudah seperti “jualan kacang goreng”.
“Kalau untuk keselas Polsek menangkap Aji, nggak ada apa-apanya. Bahkan Polres pun sepertinya tak mampu. Entah karena upeti yang pas atau deking Aji yang terlalu kuat,” ungkapnya sambil tersenyum getir (21/09/2025).
Fenomena ini menimbulkan tanda tanya besar di tengah masyarakat. Publik mempertanyakan mengapa penegak hukum seperti Satnarkoba Polres Labuhan Batu, Kodim 0209/LB, hingga Subdenpom I/1-2 Rantau Prapat tampak hanya menjadi penonton.
Masyarakat bahkan menyindir lembaga penegak hukum tersebut seolah kehilangan taring.
“Penerus generasi hancur, Aji makin kaya raya, sementara aparat seperti mandul, tak bernyali,” sindir seorang tokoh masyarakat Bilah Hulu.
Situasi ini memunculkan keresahan yang mendalam. Generasi muda terancam rusak akibat narkoba, sementara bos besar seperti Aji terus menambah pundi-pundi keuntungan dari bisnis haramnya.
Masyarakat mendesak agar Polda Sumatera Utara bahkan Mabes Polri turun tangan langsung untuk menumpas jaringan narkoba Aji yang kian merajalela. Bila tidak, Labuhan Batu dikhawatirkan akan menjadi “surga” bagi bandar narkoba, dan “neraka” bagi generasi penerus bangsa.
Penulis : Chairul Ritonga