Indonesia Investigasi
BIREUEN – Kritik keras terhadap kinerja sejumlah anggota DPRK Bireuen saat musibah banjir justru berbuntut panjang. Seorang wartawan sekaligus netizen bernama Muhammad Reza, akrab disapa Epong Reza mengaku menerima ancaman melalui pesan pribadi di media sosial. Pelaku diduga merupakan anak salah satu anggota DPRK Bireuen yang terpilih dari Dapil Juli–Jeumpa pada Pileg 2024 lalu.
Ancaman itu muncul tak lama setelah Reza mengunggah postingan di Facebook. Dalam tulisannya, ia menyoroti minimnya anggota DPRK yang turun langsung membantu warga terdampak bencana. Dalam unggahan itu, Reza menyebut hanya beberapa nama yang terlihat memberikan respons dan bantuan, seperti Ketua DPRK Bireuen Juniadi S.H, Wakil Ketua DPRK Surya Dharma S.H, serta sejumlah anggota dari Fraksi Golkar, PKB, dan Partai Nanggroe Aceh (PNA).
Namun kalimat terakhir dalam postingannya“Yang lain pura-pura gila” diduga memicu reaksi keras dari pihak tertentu.
Kepada media ini, Kamis (05/12/2025), Epong menceritakan pesan bernada intimidatif yang ia terima melalui Messenger.
Dalam pesan berbahasa Aceh itu, pelaku menegur keras dan mengancamnya:
“Apa kajet neu hapos postingan dewan nyan. Bek sampe dijak dewan 33 nyan di tet rumoh keuh! Pat gampong kah? Sep meugampong kah ureng. Bek kayak adu domba. Kapike le kah, dewan diyak duk bak cafe tingeh lage nyoe musibah!”
Ancaman ini, kata Reza, disampaikan dengan nada marah dan personal. Diduga sebagai bentuk ketidakpuasan atas kritiknya yang menyinggung kinerja wakil rakyat saat bencana.
Epong menegaskan bahwa apa yang ia tulis merupakan fakta lapangan. Namun alih-alih klarifikasi, ia justru mendapatkan ancaman.
“Ini sudah masuk ranah intimidasi. Apalagi disebut-sebut soal 33 dewan lain. Hari Senin ini saya akan laporkan ke Polres Bireuen,” ujarnya.
Reza mengatakan telah mengamankan bukti tangkapan layar serta menyiapkan saksi untuk memperkuat laporan.
Hingga berita ini diturunkan, kasus tersebut belum dibawa ke aparat penegak hukum, namun Reza memastikan akan mengambil langkah hukum demi keamanan diri serta kebebasan pers di Bireuen.
Teuku Fajar Al-Farisyi
