Jalan Beton di Desa Gringgingsari Retak Sebelum 7 Hari, Dugaan Proyek Asal Jadi Menguat   

Indonesia Investigasi 

 

BATANG– –Indonesia investigasi.com – 08/04/2025-Proyek pembangunan jalan rigid beton di Desa Gringgingsari, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, yang menelan anggaran Rp167.965.000 dari Dana Desa Tahun Anggaran 2025, diduga dikerjakan asal jadi. Pasalnya, baru enam hari setelah rampung, permukaan jalan sudah mengalami retak di sejumlah titik, sementara hasil pengukuran menunjukkan ketebalan beton tidak seragam.

 

Bacaan Lainnya

Pekerjaan konstruksi sepanjang 300 meter, lebar 3 meter, dan ketebalan rencana 12 cm itu semestinya menjadi akses utama bagi masyarakat desa, terutama petani dan pedagang. Namun temuan retakan dini dan ketidaksesuaian spesifikasi memunculkan kecurigaan adanya kelalaian teknis, lemahnya pengawasan, atau bahkan potensi penyimpangan dalam pelaksanaan anggaran.

 

Salah satu, warga, tak bisa menyembunyikan kekesalannya.

 

“Kalau proyek jalan semahal ini tapi cepat rusak, siapa yang bertanggung jawab? Kami tidak bodoh. Beton setebal itu mestinya kuat bertahun-tahun, bukan pecah baru seminggu,” tegasnya.

 

Hasil Investigasi di lapangan menunjukkan bahwa ketebalan pelat beton di beberapa titik hanya sekitar 10 cm, tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang tertera dalam papan proyek. Bahkan proses pemadatan tanah dasar dan perawatan beton (curing) disebut-sebut tidak dilakukan dengan baik, membuat permukaan mudah retak akibat susut awal dan beban ringan sekalipun.

 

Ketika dikonfirmasi melalui telephon whatsapp, Kepala Desa Gringgingsari, Khaerudin, memberikan jawaban yang menuai tanda tanya.

 

“Itu retaknya wajar, belum di-cutting. Nanti akan dipotong sambungan betonnya biar tidak melebar,” ujarnya singkat.

 

Namun jawaban tersebut dinilai mengaburkan substansi masalah, karena dalam standar teknis pekerjaan jalan rigid beton, sambungan (cutting joint) memang penting, tetapi tidak boleh menjadi dalih atas kegagalan struktur dini, terutama bila belum ada tanda-tanda beban berlebih.

 

Salah Satu dari warga desa saat di wawancarai menyampaikan  harus ada audit teknis dan pemeriksaan anggaran secara menyeluruh.

 

“Kalau mutu beton dan ketebalannya sudah tidak sesuai, apalagi dananya ratusan juta, jangan-jangan ada yang main mata. Ini harus dibuka terang-benderang,” ujarnya.

 

Masyarakat berharap pihak Kecamatan Wonotunggal dan Dinas Terkait Kabupaten Batang segera turun tangan. Pasalnya, proyek yang bersumber dari Dana Desa seharusnya memberi manfaat jangka panjang, bukan sekadar formalitas serah terima pekerjaan yang mengorbankan mutu.

 

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pendamping teknis desa atau inspektorat.

 

(tim-red)

Pos terkait