Cisah Peringatan Haul Sultan Al Malik Ash Shalih ke 750, Doa Bersama dan Santunan Anak Yatim

oppo_0

Indonesia Investigasi 

 

Aceh Utara – Center for Information of Samudra Pasai Heritage (CISAH) adalah sebuah organisasi yang fokus pada pelestarian dan penelitian warisan sejarah Kesultanan Samudra Pasai di Aceh Utara. Mereka aktif dalam berbagai kegiatan, termasuk peringatan tokoh-tokoh penting dan konservasi situs bersejarah.

Pada 15 Maret 2025 bertepatan dengan 15 puasa Ramadhan, CISAH memperingati Haul ke-750 Sultan Al-Malik Ash-Shalih, pendiri Kesultanan Samudra Pasai, di kompleks makam sultan di Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara. Acara tersebut mencakup pemaparan tentang sosok Sultan Al-Malik Ash-Shalih, pembacaan doa, santunan kepada anak yatim, dan buka puasa bersama.

Bacaan Lainnya

Selain itu, CISAH bekerja sama dengan organisasi lain seperti Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA) dalam upaya konservasi. Pada April 2024, mereka melakukan ekspedisi di Gampong Peureupok, Kecamatan Payabakong, Aceh Utara, untuk mendokumentasikan dan membersihkan situs-situs bersejarah yang belum banyak terungkap.

CISAH juga terlibat dalam kegiatan konservasi makam-makam bersejarah. Pada tahun 2018, mereka bersama Perkumpulan Remaja Islam Samudra Pasai (PERISA) membersihkan Kompleks Makam Sayyid ‘Imaduddin ‘Ali Al-Muayyad, seorang tokoh keturunan Rasulullah, di Aceh Utara.

 

Baru-baru ini, pada Januari 2025, CISAH dan MAPESA mengadakan rapat koordinasi untuk membahas dampak negatif aktivitas pencarian benda bersejarah menggunakan detektor logam di kawasan warisan Sumatra-Pasai. Mereka mengeluarkan lima rekomendasi penting untuk melindungi situs-situs sejarah dari kerusakan dan penjarahan.

Melalui berbagai kegiatan tersebut, CISAH berperan penting dalam menjaga dan mempromosikan warisan sejarah Aceh Utara, khususnya yang berkaitan dengan Kesultanan Samudra Pasai.

Sultan Al Malik Ash Shalih.

Sultan Malikussaleh adalah pendiri dan sultan pertama Kesultanan Samudera Pasai, kerajaan Islam pertama di Nusantara. Ia memerintah sekitar akhir abad ke-13 hingga awal abad ke-14 dan berperan penting dalam penyebaran Islam di wilayah Aceh dan sekitarnya.

Kesultanan Samudera Pasai

 

Ibu Kota: Samudera (dekat Lhokseumawe, Aceh)

 

Masa Kejayaan: Menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara

 

Mata Uang: Menggunakan koin emas yang disebut Dirham

 

Pusat Ilmu Islam: Banyak ulama dan pedagang dari Arab, Persia, dan India datang ke Pasai

 

 

Pemerintahan Sultan Malikussaleh

 

Sultan Malikussaleh dikenal sebagai pemimpin yang adil dan tegas. Ia menjadikan Islam sebagai dasar pemerintahan dan hukum di Samudera Pasai. Di masanya, Pasai berkembang pesat sebagai pusat perdagangan, terutama untuk komoditas rempah-rempah seperti lada.

 

Wafat dan Penerusnya

 

Setelah wafatnya Sultan Malikussaleh sekitar tahun 1297, ia digantikan oleh putranya, Sultan Muhammad Malik az-Zahir. Makam Sultan Malikussaleh hingga kini masih ada di Geudong, Aceh Utara, dan menjadi situs sejarah penting.

 

Samudera Pasai kemudian menjadi model bagi kerajaan-kerajaan Islam lain di Nusantara, seperti Kesultanan Malaka dan Kesultanan Aceh.

 

Redaksi.

 

Pos terkait