Aksi Gercep, Pj Gubsu Kunjungi Warga Penderita Cidera Tengkorak Kepala

Indonesiainvestigasi.com

Medan, Sumut – Usai mendapat laporan dari masyarakat, Penjabat Gubernur Sumatera Utara (Pj. Gubsu), Hassanudin kunjungi Sakira Nayla Lubis pasien penderita Cidera Tengkorak Kepala.

Warga Sumut itu sedang dirawat di Rumah Sakit Mitra Sejati, Jalan Jenderal Besar AH Nasution No.7, Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Minggu (4/2).

Sakira Nayla Lubis warga Desa Salambue, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan, mengalami cedera tengkorak kepala di bagian belakang.

Bacaan Lainnya

Bersama Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, Direktur Rumah Sakit Haji Rehulina Ginting, Kepala Biro Umum Dedi Jaminsyah Putra Harahap, dan Kepala Biro Adpim Moettaqien Hasrimi, Pj Gubernur Sumut melihat kondisi Sakira Nayla Lubis masih terbaring koma di Ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU).

“Saya kemarin dikabari bahwa ada satu warga kita sakit karena kepalanya cedera, sehingga diperlukan perawatan secepatnya,” ucap Pj. Gubsu.

“Kemudian saya menghubungi Kepala Biro Umum dan Kepala Dinas Kesehatan agar segera memberikan bantuan kepada warga kita,” ujar Hassanudin.

Sambungnya, “Hari ini saya melihat langsung bagaimana kondisi warga kita yang berasal dari Kota Padangsidimpuan, masih dirawat di Ruang PICU,” kata Hassanudin.

Hassanudin juga berkomunikasi dengan orang tua Sakira Nayla Lubis, setia menunggu sang anak. Dipenuhi rasa haru, Pj Gubernur Sumut itu pun menanyakan ihwal kejadian mengapa sang anak bisa sakit hingga dirawat di rumah sakit di Medan.

Rupanya, Sakira Nayla Lubis (6) pada Kamis (1/2), sekitar pukul 22.00 WIB, saat bermain dengan temannya , kepalanya terbentur sudut meja. Mulutnya mengeluarkan busa, matanya pun terpejam hingga tak sadarkan diri.

Sakira Nayla pun dibawa ke rumah sakit terdekat, namun peralatan rumah sakit tidak mendukung. Karena kondisi Sakira Nayla kritis dianjurkan segera dibawa ke rumah sakit di Medan.

Namun sayangnya, Sakira Nayla Lubis tidak terdaftar di BPJS Kesehatan. Sehingga keluarga kesulitan dalam membiayai pengobatan Sakira Nayla yang harus segera dioperasi.

Setelah mendengar kisah itu, Pj Gubernur Hassanudin mengatakan, karena Sakira Nayla berasal dari keluarga tidak mampu dan harus mendapat perhatian dari pemerintah, maka seluruh biayai rumah sakit akan menjadi tanggungjawab Pemerintah Provinsi Sumut.

“Saya sangat bersyukur, RS Mitra Sejati telah menangani dengan cepat. Saya imbau kepada seluruh rumah sakit sebagai pelayanan masyarakat, apabila pasien membutuhkan pelayanan agar segera diberi tindakan pertama. Utamakan keselamatan pasien,” tegas Pj Gubernur Sumut itu.

“Tertib administrasi ya mengikuti, berproses setelah ada penanganan jadi jangan sampai terhambat,” ujar Pj Gubernur Sumut.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit mengatakan, kondisi Sakira Nayla terbilang ‘berat’, karena awal masuk ke rumah sakit juga sudah ‘berat’. Kesehatan Sakira Nayla Lubis saat ini masih belum sadar, koma.

“Saat ini ventilator masih terpasang, yang menandakan butuh alat bantu untuk bertahan. Tapi operasinya sudah berjalan dengan baik,” kata Kadinkes Sumut.

“Kondisi bermasalah sudah dikoreksi, kan ada tulang kepalanya yang pecah, sehingga menekan jaringan otak,” lanjut Alwi Mujahit.

Tambah Alwi, “Itulah yang menyebabkan kondisinya tidak sadar. Mudah-mudahan setelah ditangani Sakira Nayla Lubis segera pulih,” katanya.

Sakira Nayla Lubis adalah anak kedua dari Astabi Lubis dengan Efrida Yanti. Ayahnya bekerja sebagai buruh nelayan. Sementara sang ibu berjualan ‘kedai sampah’ di rumahnya. Sambil menangis, Efrida Yanti mengucapkan terima kasih atas kehadiran Pj Gubernur Sumut.

Sejak anaknya masuk rumah sakit dan butuh biaya besar, Efrida berupaya mencari pinjaman untuk biaya. Sakira Nayla Lubis tidak terdaftar di BPJS Kesehatan.

Dari Padangsidimpuan ia membawa puluhan juta rupiah yang berasal dari pinjaman untuk membayar down payment (DP) rumah sakit. Sayangnya uang yang terkumpul juga masih kurang.

Efrida tak menyangka mendapat perhatian dari orang nomor satu di Sumut. Apalagi, Efrida harus menghadapi kesulitan sendirian. Pasalnya, sang suami hingga saat ini belum mengetahui kondisi anaknya itu.

“Suami saya nelayan di salah satu perusahaan. Pulangnya lama Pak Gub. Dari laut ke Padangsidimpuan butuh waktu dua minggu perjalanan. Saya sudah mencoba mengubungi rekan-rekannya soal anaknya ini,” katanya.

Efrida juga harus meninggalkan dua anaknya di rumah. Ditemani sang adik, Efrida mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian Pj Gubernur Sumut serta jajarannya yang bergerak cepat membantu untuk kesembuhan anaknya.

“Saya gak nyangka Pak Pj Gubernur Sumut datang bantu saya. Orang punya kedudukan tinggi, mau datang dan bantu saya orang ‘kecil’ sedang kesulitan. Saya doakan semoga Bapak Pj Gubernur Sumut sehat, lancar segala urusannya. Saya mengucapkan terima kasih banyak,” ucapnya berlinangan air mata. *(Rizky Zulianda)*

Rosyta

Pos terkait