Tradisi Legenonan atau Sedekah Bumi di Desa Limbangan: Mengenal Lebih Dekat Perayaan Budaya yang Digelar Setiap Tahun

Indonesia Investigasi

Pekalongan, Jawa Tengah – Tradisi Legenonan atau Sedekah Bumi telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat di Desa Limbangan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan. Setiap tahunnya, masyarakat Desa Limbangan selalu menggelar tradisi Sedekah Bumi tersebut.

Acara ini dimulai pada pukul 10 pagi dengan arak-arakan puluhan mobil yang dihiasi berbagai gunungan hasil bumi, seperti padi, jagung, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Masyarakat desa berkumpul di lapangan kecil dekat kediaman Kepala Desa Rendy Subiyanto, AMK, sebelum melakukan prosesi arak-arakan keliling desa menggunakan mobil. Setelah itu, arak-arakan kembali berkumpul di lapangan kecil tersebut. Sabtu (01/06/2024).

Sedekah Bumi adalah tradisi untuk mengucapkan terima kasih atas hasil bumi yang diperoleh masyarakat Desa Limbangan dari pekerjaan pertanian sepanjang tahun. Tradisi ini juga menjadi ajang untuk memohon keberkahan bagi hasil bumi yang akan diperoleh di masa depan.

Bacaan Lainnya

Dalam tradisi Legenonan, para pemuda desa mengiringi gunungan hasil bumi dengan musik karawitan dan gendang beleq. Selama prosesi, masyarakat yang hadir melantunkan doa-doa dan syair puja-puji. Puja-puji ini merupakan frase yang digunakan untuk mendoakan kebaikan dan keselamatan bagi masyarakat dan hasil bumi yang dipanen.

Selain sebagai ungkapan terima kasih atas hasil bumi, Legenonan juga menjadi ajang untuk memperkenalkan keberagaman kesenian masyarakat Desa Limbangan. Beberapa kesenian seperti tari, jaran kepang, arak-arakan, dan musik tradisional menjadi tontonan bagi para pengunjung.

Perayaan Sedekah Bumi ini juga menunjukkan kesatuan dan gotong royong masyarakat Desa Limbangan. Tradisi ini melibatkan seluruh unsur masyarakat dari lima dusun di Desa Limbangan, termasuk para pemuda.

Kepala Desa Limbangan, Rendy Subiyanto, menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Desa Limbangan yang telah bergotong royong sehingga acara Sedekah Bumi berjalan lancar tanpa kendala. “Semoga Desa Limbangan makmur dengan hasil pertanian yang berlimpah. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati kita semua,” ujar Rendy Subiyanto.

Selain itu, acara ini juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar masyarakat. Dalam Sedekah Bumi, masyarakat bisa saling bertukar ide dan pengalaman dalam bercocok tanam maupun dalam membuat kerajinan tangan.

Tradisi Legenonan atau Sedekah Bumi memang hanya digelar di Desa Limbangan, Kabupaten Pekalongan. Namun, kegiatan ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat di daerah lain untuk menjaga dan melestarikan budaya dan tradisi mereka.

Melalui tradisi Sedekah Bumi, masyarakat Desa Limbangan mampu menunjukkan rasa terima kasih mereka kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas hasil bumi yang diperoleh. Selain itu, acara ini juga menjadi ajang untuk mempromosikan potensi wisata dan kerajinan tangan yang dimiliki oleh Desa Limbangan.

Sedekah Bumi bukan hanya perayaan hasil bumi semata, tetapi juga refleksi dari kebersamaan dan gotong royong di antara masyarakat Desa Limbangan. Diharapkan, tradisi ini dapat terus dilestarikan demi keberlangsungan generasi selanjutnya.

(Ariyanto)

Pos terkait