RSUD dr. M. Thomsen Nias Patuhi Standar Pelayanan dan Utamakan Keselamatan Pasien

 

Indonesia-Investigasi.com

 

NIAS – Dalam rangka menjaga mutu pelayanan dan keselamatan pasien, Management RSUD dr. M. Thomsen Nias, Sumatera Utara, Tengah melakukan penyesuaian layanan poli untuk bedah rawat jalan. Terkait beredarnya isu di beberapa media online adanya kelalaian dan buruknya pelayanan, dinilai sebagai tudingan sepihak yang liar. Kamis, 14 Agustus 2025.

Bacaan Lainnya

 

“Pada saat ini kami tengah mengatur ulang layanan rawat jalan. Soal tudingan atau isu kelalaian itu tidak benar. Jika ingin menilai sesuatu harus objektif dan didukung oleh data yang valid dan akurat”, Ucap Direktur RSUD dr. M. Thomsen Nias, Dr. Noferlina Zebua, M.kes kepada awak media melalui WhAtsapp

Direktur RSUD dr. M. Thomsen Dr. Noferlina Zebua, M.kes, mengatakan bahwa pihaknya tetap mempedomani standar pelayanan rumah sakit dan standar prosedur operasional. Pengaturan ulang layanan poli ini murni strategi profesional untuk memaksimalkan pelayanan pasien yang membutuhkan penanganan prioritas ditengah keterbatasan tenaga medis

 

‎“Untuk sementara, layanan bedah rawat jalan kami atur ulang. Fokus tenaga medis diarahkan pada pasien bedah rawat inap dan kasus gawat darurat”, Pungkasnya

 

Hal senada juga ditambahkan Humas RSUD dr. M. Thomsen Nias, Benhard Dolok saribu yang mengatakan bahwa saat ini RSUD hanya memiliki satu Dokter spesialis bedah aktif, yakni : Dr. Yamoguna Zega SpB, Dokter ini tengah bertugas menangani operasi, pasien rawat inap, dan gawat darurat setiap hari, sehingga jadwalnya penuh

 

Sedangkan Dokter lainnya yakni : Dr. Hadjriadi Syah Aceh SpB, sedang memperpanjang Surat Izin Praktek (SIP) sebagai syarat ketentuan yang harus dipenuhi tenaga medis dalam melakukan pelayanan kesehatan. Tidak hanya itu, Satu lagi Dokter yakni : Dr. Victor Krisman Fa’atulo SpB, masih berhalangan melayani.

 

‎Walau demikian pasien gawat darurat dan pasien yang memerlukan rawat inap tetap mendapat pelayanan dan jadi prioritas. Sedangkan untuk pasien non-darurat tetap dilayani namun dibuat agenda penjadwalan ulang. Bila ada dokter yang berhalangan, Maka akan ada Dokter lain yang seprofesi yang bisa menangani

‎“Dengan kondisi yang saat ini hanya satu Dokter, akan kesulitan jika serentak melayani rawat jalan non-emergency. Resiko keselamatan pasien lebih besar. Kami lebih memprioritaskan keselamatan pasien”, Ucap Benhard

 

‎Dengan komunikasi terbuka dan percepatan proses administrasi, tentu menjadi langkah awal dalam menyelesaikan setiap kendala. Untuk dipertegas bahwa berkurangnya jumlah dokter aktif bukan tanpa sebab. ‎Management RSUD optimistis, begitu proses ini selesai, poli bedah rawat jalan akan kembali normal.

 

Bahwa keterbatasan dokter, Bukan berarti kita bisa melanggar aturan yang sudah ditetapkan dalam undang undang dan regulasi yang berlaku. Semua harus jalan beriringan dan seimbang

 

“Hal itu selalu dinilai dan dievaluasi serta diukur oleh lembaga yang terkait misalnya Komisi Akreditas RS, Kemenkes, Dinkes, Menpan RB serta lainnya. Sejauh ini hasil penilaian kita selalu Baik”, Imbuhnya

 

‎”Kebijakan ini hanya sementara. Kita sedang fokus meningkatkan pelayanan. Saat ini seluruh tenaga medis bekerja keras agar poli bedah rawat jalan bisa kembali dibuka penuh secepatnya”, Tutup Benhard, Sambil mengakhiri. (FZ).

Pos terkait