Indonesian investigasi
Meulaboh – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), mengajukan proposal pembangunan breakwater (Jetty) kolam retensi sebagai upaya pengendalian banjir senilai Rp46.7 miliar. Bentang breakwater yang akan dibangun PUPR sepanjang 450 meter ke arah laut terletak kawasan pesisir ujong kalak, Kecamatan Johan Pahlawan.
Spesifikasi pembangunan pemecah ombak itu dilakukan dengan kombinasi Tetrapod atau Batu Gajah dan Geotextile. Sementara untuk Bendung Spillway dan bangunan pelengkapnya terdiri atas Beton Bertulang dan Pondasi Bore Pile.
Kepala Dinas PUPR Aceh Barat, Kurdi, menerangkan urgensi pembangunan kolam retensi ini disebabkan selisih elevasi antara daratan dan permukaan laut yg relatif kecil, menyebabkan kawasan perkotaan menjadi rentan banjir.
“Rentan mengalami genangan banjir pada saat intensitas hujan tinggi pasang laut terjadi secara bersamaan,” kata Kurdi Selasa, (10/12/2024).
Dikatakannya, pembangunan pengarah arus dan penahan ombak serta bendung tersebut tidak tercover baik oleh anggaran daerah. Sehingga pemerintah setempat mengajukannya rancangan untuk pembiayaan ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Dalam rancangan sementara, pembangunan pengarah arus dan penahan ombak serta bendung berbatasan dengan Pantai dan Laut, dimana kegunaannya mencegah masuknya air laut ke dalam kolam retensi, dan mencegah terbentuknya sedimen pada jalur pembuangan.
“Master plan sudah ada, namun Breakwater Jetty belum memiliki DED (detail engineering desain), arah dan dimensi akan disesuaikan dengan dengan Hasil DED Jetty dan Bendung,” jelas Kurdi.
Nobi