KKM Umuslim: Api Silaturahmi di Desa Darussalam Peusangan Selatan dengan Bakar Ikan Bersama

 

Indonesia Investigasi

 

BIREUEN – Jum’at (22/8/2025) di Desa Darussalam, Peusangan Selatan, Bireuen terasa berbeda. Halaman sederhana di depan kantor pemerintahan gampong berubah menjadi ruang penuh kehangatan saat mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Almuslim (Umuslim) Bireuen menggelar Malam Bakar Ikan bersama warga.

Bacaan Lainnya

 

Suasana desa yang damai semakin syahdu dengan bulan bundar yang menggantung di langit dan bintang berkelip menambah indahnya malam. Di tengah keheningan itu, api unggun menyala, tawa mahasiswa pecah, dan aroma ikan segar yang dibakar membuat semua orang betah berlama-lama.

 

Api yang Memupuk Silaturahmi

 

Malam bakar ikan bukan sekadar kegiatan santai. Bagi mahasiswa KKM Umuslim, api yang menyala adalah simbol kebersamaan. Mereka menyiapkan ikan dengan penuh canda, membersihkan, membumbui, lalu memanggangnya di atas bara. Asap tipis membumbung, membawa harum yang menggoda selera.

 

“Api bisa padam, ikan bisa habis, tapi malam ini akan tetap hidup di hati kita,” ujar salah seorang mahasiswa yang disambut tepuk tangan dan gelak tawa.

 

Kehangatan dari Pemimpin Desa

 

Turut hadir Keuchik Desa Darussalam, Saifullah, yang menyapa mahasiswa satu per satu. Dengan senyum kebapakan ia mengatakan, “Anak KKM bukan sekadar tamu di sini, tetapi keluarga. Api yang kalian nyalakan malam ini bukan hanya membakar ikan, tapi juga mempererat hati kami semua.”

 

Makna KKM yang Sesungguhnya

 

Tak hanya itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dani Pratama Putra, S.Pi., M.Ling juga hadir memberikan wejangan bermakna. “Inilah nilai KKM yang sejati. Kalian belajar tentang hidup, tentang kebersamaan, dan tentang manusia. Malam sederhana ini lebih berharga dari ratusan teori di ruang kuliah,” tuturnya.

Apresiasi dari Kepala LPPM Umuslim

 

Kepala LPPM Universitas Almuslim, Dr.Afkar.,M.Pd. memberikan apresiasi atas kreativitas mahasiswa. “KKM adalah laboratorium sosial. Anak-anak kita belajar mengabdi sekaligus berinovasi. Malam bakar ikan ini sederhana, tapi punya makna besar karena menumbuhkan silaturahmi dengan masyarakat. Kami bangga, semoga kegiatan seperti ini terus hidup di setiap gampong,” ungkapnya.

 

Rektor Umuslim Tekankan Nilai Kampus Wakaf

 

Sementara itu, Rektor Universitas Almuslim, Dr.Marwan.,M.Pd menegaskan bahwa kegiatan sederhana seperti ini sejalan dengan Kampus Wakaf.

 

“KKM bukan hanya program akademik, melainkan wadah mahasiswa belajar hidup bermasyarakat. Sebagai Kampus Wakaf, Umuslim menanamkan nilai keikhlasan, pengabdian, dan kebersamaan. Apa yang dilakukan anak-anak kita di Desa Darussalam malam ini adalah wujud nyata dari semangat wakaf: memberi tanpa pamrih, hadir untuk masyarakat, dan memperkuat silaturahmi. Saya yakin pengalaman ini akan menjadi bekal berharga bagi mereka sekaligus mempertegas jati diri Umuslim sebagai kampus pengabdian,” tegasnya.

 

Kenangan yang Tak Terlupakan

 

Malam kian larut, namun tak ada yang ingin pulang. Tawa masih terdengar, cerita masih mengalir. Bahkan ikan yang gosong sedikit pun jadi bahan canda bersama. Hingga api meredup, semangat persaudaraan tetap menyala.

 

Malam bakar ikan itu akhirnya menjadi kenangan indah, meninggalkan jejak silaturahmi yang akan selalu dikenang, baik oleh mahasiswa KKM maupun masyarakat Desa Darussalam, Peusangan Selatan.

 

Kegiatan KKM Umuslim di Desa Darussalam Peusangan Selatan ini bukan hanya menjalankan program kerja, tetapi juga mempererat hubungan mahasiswa dengan masyarakat. Malam sederhana itu menjadi bukti bahwa pengabdian dapat tumbuh dari hal-hal kecil yang dilakukan bersama-sama.

 

Muhammad Yanis

Pos terkait