Indonesia Investigasi
BIREUEN, 18 Agustus 2025 – Suasana sore di lapangan Desa Darussalam penuh warna. Tawa anak-anak bergema saat berlari dengan kaki terikat, ibu-ibu bersorak penuh semangat dalam lomba, sementara bapak-bapak tertawa lepas ketika balap karung dan tarik tambang digelar.
Tak hanya itu, warga juga larut dalam berbagai perlombaan khas kemerdekaan lainnya seperti jalan santai, bola sarung, lomba mewarnai untuk anak-anak, hingga aneka permainan rakyat yang membuat lapangan desa kian semarak. Perayaan Hari Kemerdekaan ke-80 terasa jauh lebih istimewa tahun ini berkat kehadiran mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Almuslim yang membawa semangat “Dari Kampus untuk Desa.”
Mahasiswa tak hanya hadir sebagai panitia lomba, tetapi menyatu sebagai bagian dari keluarga desa. Dari panggung sederhana, derap langkah jalan santai, hingga riuh tawa di setiap sudut lapangan, mereka menyulam persaudaraan antara ilmu dan kehidupan. Inilah yang membuat kemerdekaan terasa lebih hidup dan bermakna di hati warga.
Harapan dari Desa
Keuchik Desa Darussalam, Saifullah, mengaku terharu dengan suasana berbeda yang tercipta.
“Kami biasa merayakan kemerdekaan dengan sederhana, namun tahun ini terasa luar biasa. Kehadiran mahasiswa bukan sekadar meramaikan, mereka membawa semangat baru yang menyatukan hati warga. Dari kampus mereka datang membawa cahaya, dan di desa ini cahaya itu tumbuh menjadi kebersamaan yang akan selalu kami kenang,” ujarnya.
Tri Dharma Hadir di Lapangan
Kepala LPPM Universitas Almuslim, Dr. Afkar, M.Pd., yang turut hadir, menegaskan arti nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Mahasiswa datang membawa ilmu, namun yang lebih berharga adalah ketulusan. Di desa ini mereka belajar kebersahajaan, sementara kepada desa mereka menyalurkan energi muda yang menumbuhkan harapan. Beginilah wajah sejati Tri Dharma: ketika pengetahuan menyapa kehidupan, dan kehidupan kembali mengajarkan dengan kearifan,” tuturnya.
Kebersamaan yang Membekas
Senada dengan itu, Dosen Pembimbing Lapangan KKM, Dani Pratama Putra, S.Pi., M.Ling., menekankan nilai kebersamaan yang lahir dari pengabdian.
“Mereka tiba sebagai tamu, namun pulang sebagai keluarga. Setiap tawa anak-anak, setiap peluh bapak-ibu, setiap senyum para ibu, adalah pelajaran yang tak pernah ditulis di buku. Inilah makna kemerdekaan sejati—ketika ilmu dan kebersamaan berpadu, lalu menumbuhkan harapan di tanah desa,” katanya.
Apresiasi dari Rektor
Rektor Universitas Almuslim, Dr. Marwan, M.Pd., memberikan apresiasi mendalam atas sinergi kampus dan masyarakat.
“Kampus bukan menara gading yang terpisah dari kehidupan rakyat. Justru melalui pengabdian seperti KKM inilah mahasiswa ditempa menjadi insan berilmu, rendah hati, dan peka terhadap kebutuhan masyarakat. Kami bangga melihat bagaimana Desa Darussalam menyambut mahasiswa dengan hangat, dan bagaimana mahasiswa belajar nilai kehidupan dari desa. Inilah wujud kemerdekaan sejati—kebersamaan, kepedulian, dan saling menguatkan,” ungkapnya.
Kemerdekaan yang Membekas
Hari itu, yang paling bersinar bukanlah matahari, melainkan cahaya kebersamaan yang menyatukan hati semua orang.
Bagi masyarakat Desa Darussalam, perayaan kemerdekaan kali ini akan selalu dikenang sebagai momen istimewa. Dan bagi mahasiswa, Darussalam bukan lagi sekadar lokasi pengabdian, melainkan rumah kedua—tempat mereka belajar arti persaudaraan, kebersahajaan, serta kemerdekaan yang sejati.
Muhammad Yanis