Daur Ulang Produk Sampingan sebagai Solusi Inovatif dalam Mengatasi Food Waste di Indonesia

Indonesia Investigasi

By: Maya Indra Rasyid

Aceh Barat – Food waste masih menjadi salah satu isu yang memerlukan perhatian khusus bagi Indonesia karena dapat menyebabkan berbagai permasalahan baik pada sektor pangan maupun lingkungan.

Berdasarkan laporan United Nations Environment Programme (UNEP), pada tahun 2023 jumlah sampah rumah tangga di Indonesia mencapai 14,73 juta ton/tahun. Dan hal ini menjadikan Indonesia berada ditingkat pertama sebagai negara di Asia Tenggara yang menghasilkan paling banyak sampah rumah tangga.

Bacaan Lainnya

Namun, Food waste tidak hanya berasal dari sisa makanan di rumah tangga, tetapi juga dari dari industri pangan. Salah satu penyebab utamanya ialah produk sampingan dari industri pangan yang sering kali terbuang begitu saja, padahal masih berpotensi untuk didaur ulang menjadi produk bernilai tinggi.

Beberapa contoh produk sampingan ini seperti kulit buah, bungkil kacang kedelai, ampas tebu, sekam padi, serta tulang dan sisik ikan. Melalui inovasi teknologi dan pengelolaan yang tepat, produk sampingan tersebut dapat didaur ulang menjadi bahan pangan baru, pakan ternak, atau produk non-pangan seperti bahan bioenergi dan pupuk organik.

Di Indonesia, dengan populasi yang terus meningkat, upaya pengelolaan food waste melalui daur ulang produk sampingan dapat menjadi solusi penting untuk menjaga ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan. Daur ulang produk sampingan tidak hanya mengurangi jumlah food waste yang berakhir di tempat pembuangan sampah, namun juga dapat meningkatkan keuntungan ekonomi bagi industri pangan.

Misalnya, kulit buah jeruk dari industri minuman buah jeruk yang biasanya dibuang dapat diolah menjadi minyak esensial yang bernilai tinggi. Sekam padi yang merupakan produk sampingan dari penggilingan padi dapat diubah menjadi pupuk organik atau bahan bioenergi, sedangkan bekatul dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan fungsional.

Tulang dan kulit dari produk sampingan industri pengolahan ikan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan gelatin dan kolagen yang digunakan dalam industri makanan dan farmasi.

Indonesia memiliki potensi besar dalam mengoptimalkan daur ulang produk sampingan, mengingat industri pertanian dan perikanan yang terus berkembang. Beberapa solusi yang dapat diterapkan antara lain: 1.) Pengembangan teknologi daur ulang. Industri pangan dan pertanian perlu mengadopsi teknologi daur ulang yang inovatif untuk memproses produk sampingan menjadi bahan baru yang bermanfaat. 2.) Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta.

Pemerintah dapat berperan dalam memberikan insentif bagi perusahaan yang menerapkan praktik daur ulang produk sampingan. Selain itu, kolaborasi dengan sektor swasta dan lembaga riset dapat mempercepat adopsi teknologi daur ulang di berbagai sektor industri. 3.) Edukasi dan kesadaran publik. Masyarakat perlu lebih sadar akan pentingnya pengelolaan food waste, baik di rumah tangga maupun di tingkat industri.

Kampanye edukasi yang mengajarkan cara memanfaatkan produk sampingan untuk keperluan sehari-hari, seperti kompos rumah tangga atau produk kreatif, dapat menjadi langkah awal yang efektif. 4.) Pemanfaatan produk sampingan sebagai bahan pangan baru. Produk sampingan yang kaya akan zat gizi, dapat diolah menjadi bahan pangan baru yang dapat berupa makanan ringan, minuman, atau suplemen gizi.

Meskipun daur ulang produk sampingan memiliki potensi yang sangat besar, namun tantangan yang dihadapi cukup kompleks, diantaranya adalah kurangnya pengetahuan dan teknologi serta terbatasnya infrastruktur yang mendukung proses daur ulang, terutama di wilayah pedesaan. Selain itu, persepsi masyarakat mengenai limbah pangan juga masih perlu diubah agar lebih terbuka terhadap produk hasil daur ulang.

Pengembangan regulasi yang mendukung juga menjadi faktor penting dalam mendorong penerapan daur ulang produk sampingan secara luas. Pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan yang mendorong industri pangan untuk mengurangi food waste melalui daur ulang dan mengatur standar keamanan pangan untuk produk hasil daur ulang.

Daur ulang produk sampingan merupakan suatu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan food waste di Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi dan kolaborasi antara sektor industri, pemerintah, dan masyarakat, maka produk sampingan yang selama ini dianggap sebagai limbah dapat diubah menjadi bahan bernilai tinggi. Langkah ini tidak hanya akan membantu mengurangi dampak lingkungan dari food waste, tetapi juga mendukung ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi.

Nouval Farabi

Penulis: Maya Indra Rasyid
Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Pangan IPB University
Dosen Prodi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Teuku Umar.

Pos terkait