Karya: Muhammad Ramadhanur Halim,
Di ruang sunyi kelas yang retak,
ada suara lirih menulis harap,
dari tangan-tangan guru yang tak pernah lelah
menyulam masa depan bangsa dengan sabar dan tabah.
Namun hari ini, dari mimbar kuasa,
terdengar kata yang menusuk rasa hingga asa:
“Guru adalah beban negara,” katanya,
seolah ilmu tak lagi bernilai di mata anda.
Padahal, dari peluh mereka tumbuh peradaban,
dari sabda mereka lahir kemerdekaan pikiran.
Mereka bukan beban,
mereka adalah pelita dalam gelapnya zaman.
Pajak rakyat, katanya, tak cukup membayar jasa,
lalu siapa yang menghitung nilai cinta
yang ditanam di dada segenap anak bangsa
oleh guru yang hidupnya sederhana? Bahkan nestapa
Jika negara tak sanggup memuliakan, kami rakyat siap!
Biarlah rakyat yang mengangkat kehormatan.
Stop pungutan pajak, biar kami rakyat sejahterakan dengan tangan sendiri,
Orang yang di garda terdepan mencerdaskan, karena guru bukanlah beban,
mereka adalah pondasi negeri yang menyalakan cahaya pelita, untuk generasi di masa depan.(*)