Pemerhati Pangan: Dampak Pengembangan Bibit Unggul Pada Program Makan Siang Bergizi

Indonesia Investigasi

Jakarta – Pemerhati Pangan dan Pertanian, Eko Margana menilai pengembangan benih atau bibit unggul merupakan ujung tombak dalam menghasilkan pangan lebih baik.

Menurutnya, hal tersebut dapat berdampak pada program Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yakni Makan Siang Bergizi.

Oleh karena itu, ia meminta Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebagai lembaga negara di bidang pangan berperan dalam mendukung pengembangan benih unggul tersebut secara serius dan konsisten.

Bacaan Lainnya

“Ini berdampak dengan program yang akan datang presiden terpilih Pak Prabowo dan Mas Gibran dalam peningkatan program gizi melalui Makan Enak Makan Sehat – Beragam Bergizi Seimbang dan Aman B2SA, nanti akan menjadi konsentrasi Bapanas,” kata Eko dalam keterangan tertulisnya diterima media di Jakarta, Kamis (25/7/2024).

Eko menegaskan, Bapanas perlu memperkuat sinergi dengan Kementerian Pertanian dalam pemanfaatan teknologi pertanian.

Selain itu, ia juga turut menyoroti budidaya Petani Pantai. Hal ini mengingat, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi dalam pengembangan berbagai komoditas di daerah pesisir pantai.

“Jadi ini sebagai catatan khusus yang harus segera dilakukan Bapanas mensenergikan dengan Kementerian teknis yaitu Kementerian Pertanian.
Juga pengembangan-pengembangan teknologi pertanian, seperti Petani Pantai yang sedang tahap uji coba secara serius dengan tim,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arif Prasetyo Adi menegaskan pihaknya akan terus berkomitmen dalam memperkuat pengawasan terhadap pangan.

Selain itu, Bapanas juga akan melakukan kerja sama lintas sektor guna mengoptimalkan pengelolaan sumber daya pangan secara berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan keamanan pangan di Indonesia.

“Saya menegaskan komitmen Bapanas untuk memperkuat pengawasan terhadap keamanan pangan dari pengadaan, produksi, distribusi, hingga konsumsi,” tutur Arief.*

Edey Subhan

Pos terkait