(Penulis: Muhammad Ramadhanur Halim, S.HI,)
Indonesia Investigasi
Politik, dalam esensinya, bukan sekadar tentang kekuasaan atau strategi, tetapi lebih jauh lagi, tentang tujuan yang mendalam dan mulia: menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. Dari sudut pandang “materialisme”, politik dilihat sebagai alat untuk mengatur dan mendistribusikan sumber daya secara efisien dan adil. Dalam konteks ini, tujuan sejati politik adalah memastikan bahwa setiap individu mendapatkan akses yang setara terhadap kekayaan dan peluang yang ada, demi meningkatkan kesejahteraan bersama. Materialisme melihat politik sebagai mekanisme yang memungkinkan pengelolaan sumber daya yang terbatas secara optimal, sehingga tidak ada satu pun individu yang tertinggal.
Sementara itu, “dialektika” menawarkan perspektif yang lebih dinamis dengan melihat politik sebagai arena di mana berbagai kepentingan dan kekuatan berinteraksi dan berbenturan. Melalui proses ini, kontradiksi dalam masyarakat seperti ketidakadilan, ketimpangan, dan penindasan diungkap dan diatasi, sehingga menghasilkan transformasi sosial yang progresif. Dialektika menekankan bahwa perubahan adalah esensi dari politik. Dalam proses dialektis, tesis dan antitesis berinteraksi untuk menghasilkan sintesis yang lebih maju dan mengatasi permasalahan yang ada, sehingga menciptakan masyarakat yang lebih adil dan harmonis.
Dari “perspektif logika”, politik harus dianalisis dengan pendekatan yang rasional dan koheren. Tujuan sejati politik dalam pandangan ini adalah membangun sistem pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan bersama. Logika politik menekankan pentingnya tata kelola yang transparan, akuntabel, dan partisipatif, di mana keputusan-keputusan politik diambil berdasarkan argumen yang kuat dan bukti-bukti yang jelas. Dalam konteks ini, politik menjadi sarana untuk menciptakan sistem yang berfungsi untuk kepentingan semua warga negara, bukan hanya segelintir elit.
Menggabungkan ketiga perspektif yaitu; materialisme, dialektika, dan logika memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang tujuan sejati politik. Materialisme menekankan pada distribusi yang adil dan efisien dari sumber daya, dialektika menyoroti pentingnya perubahan dan transformasi sosial, sementara logika menekankan pada prinsip-prinsip keadilan dan tata kelola yang baik. Ketiga perspektif ini saling melengkapi dan membantu kita memahami kompleksitas politik dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik.
Politik bukan hanya tentang kekuasaan dan kebijakan, tetapi juga tentang upaya yang terus-menerus dilakukan untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Tujuan sejati politik adalah memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk hidup dengan layak dan meraih potensi mereka sepenuhnya. Melalui pengelolaan sumber daya yang adil, transformasi sosial yang progresif, dan tata kelola yang rasional, politik dapat menjadi alat yang kuat untuk mencapai tujuan tersebut.
Namun, dalam praktiknya, mewujudkan tujuan sejati politik tidaklah mudah. Berbagai tantangan dan rintangan sering kali menghadang, mulai dari korupsi, konflik kepentingan, hingga resistensi terhadap perubahan. Oleh karena itu, penting bagi para pemimpin politik dan masyarakat untuk terus berupaya menjaga integritas, transparansi, dan akuntabilitas dalam setiap langkah politik yang diambil. Dengan demikian, tujuan sejati politik dapat tercapai secara berkelanjutan.
Pada akhirnya, mengurai tujuan sejati politik melalui perspektif materialisme, dialektika, dan logika memberikan kita pemahaman yang lebih kaya dan mendalam tentang bagaimana politik dapat berfungsi sebagai alat untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan harmonis. Semoga analisis ini membantu memperluas wawasan kita tentang kompleksitas politik dan pentingnya berupaya terus-menerus untuk mencapai tujuan politik yang mulia tersebut.
Dahrul