Indonesia Investigasi
Pekalongan – Indonesia investigasi.com – Proyek pembangunan rabat beton yang berlokasi di Dukuh Babadan RT 03/01, RT. 04/02 Desa Semut, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, ramai diperbincangkan warga.
Pasalnya, beredar isu miring dari salah satu media lokal yang menyebut pekerjaan tersebut sekadar formalitas belaka. Namun hal itu langsung dibantah keras oleh Kepala Desa Semut, Sugiyono.
Dengan nada tegas namun tetap tenang, Sugiyono saat ditemui di balai desa menjelaskan bahwa proyek rabat beton sepanjang 140 meter dengan lebar 4 meter dan ketebalan 0,2 meter tersebut bukanlah proyek asal-asalan. “Ini dikerjakan secara swakelola oleh warga sendiri, bukan oleh pihak ketiga. Kami libatkan masyarakat sekitar agar manfaatnya langsung terasa, baik dari sisi infrastruktur maupun pemberdayaan,” ujarnya.
Proyek ini, lanjut Sugiono, didanai dari Dana Desa (DD) tahap 1 tahun 2025 dengan total anggaran sebesar Rp 176.905.000. Volume pekerjaan mencapai 112 meter kubik, dan pengerjaannya sudah dimulai sesuai tahapan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan terbaru.
Sugyiono menyebutkan, pelaksanaan kegiatan ini mengacu pada Permendesa PDTT Nomor 8 Tahun 2022 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2025 yang masih relevan dan diperkuat dengan regulasi lanjutan dari pemerintah pusat untuk tahun anggaran 2025. “Kami tak main-main soal aturan. Semua tahapan mulai dari musyawarah dusun (musdus), musyawarah desa (musdes), hingga penyusunan RAB sudah kami jalankan sesuai prosedur,” bebernya.
Isu bahwa proyek ini hanya formalitas dinilai Sugiono tidak berdasar.
“Saya heran, kenapa ada berita begitu. Wong ini jalan vital bagi aktivitas warga Babadan. Mereka yang biasa ngangkut hasil panen, dagangan, tiap hari lewat situ,” tegasnya.
Dari pantauan lapangan, pekerjaan rabat beton terlihat sedang berjalan dengan melibatkan warga setempat, mulai dari pengadukan beton hingga penghamparan. Beberapa warga yang ditemui juga membenarkan bahwa mereka dilibatkan langsung dalam pengerjaan. “Saya senang bisa kerja di proyek ini. Lumayan buat tambahan, dan jalannya juga nanti enak dilewati,” kata salah seorang warga yang ikut bekerja.
Sugiyono berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh kabar-kabar yang belum tentu benar. “Kalau ada yang ingin tahu kebenarannya, monggo langsung ke lokasi. Kami terbuka. Jangan asal bikin gaduh,” pungkasnya sambil tersenyum.
Dengan semangat gotong-royong yang masih hidup di tengah masyarakat, proyek rabat beton ini diharapkan mampu memperlancar akses ekonomi dan sosial warga Dukuh Babadan. Pemerintah desa Semut pun berkomitmen menjaga transparansi dan akuntabilitas agar Dana Desa benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat bawah.
( ARIYANTO)