Indonesia Investigasi
PEKALONGAN – Indonesia investigasi.com – Semangat gotong royong warga telah menghasilkan progres nyata di beberapa wilayah Kabupaten Pekalongan. Salah satunya di Desa Winduaji, Kecamatan Kandangserang, di mana jalan-jalan di daerah tersebut dilakukan perbaikan mandiri sebanyak 3 kali selama tahun 2025. Total anggaran yang dikeluarkan mencapai hampir Rp22 juta, seperti yang diungkapkan oleh seorang warga yang menggunakan nama samaran Dragon dalam wawancara dengan tim media,( 29/12/2025).
Menurut warga yang dikenal sebagai TM, perbaikan jalan dimulai sejak akhir tahun 2024 dan terus dilanjutkan hingga akhir tahun 2025, sehingga tercatat sebanyak 3 kali tindakan perbaikan. Total ruas jalan yang menjadi perhatian warga beserta pihak Pemerintah Desa setempat sekitar 1 kilometer panjangnya, yang merupakan ruas jalan Kabupaten yang menghubungkan Kecamatan Kandangserang dan Paninggaran.
Ruas jalan yang diperbaiki meliputi wilayah Winduaji – Werdi, yaitu di Dukuh Winduaji Timur, Simbang, dan Plumbon. Bagian-bagian yang menjadi fokus perbaikan terutama adalah bagian-bagian yang berlubang, dengan kontur jalan yang memiliki karakteristik naik turun. Dragon menyatakan bahwa Mas Lutfi, warga desa Winduaji yang tinggal lebih dekat dengan lokasi tersebut, lebih mengetahui detailnya – hal yang kemudian juga dibenarkan oleh Lutfi sendiri.
Semua anggaran berasal dari sumber beragam yang menunjukkan kepedulian bersama warga, mulai dari kontribusi individu, keluarga, hingga pihak-pihak terkait seperti teman-teman atau penyedia jasa bangunan. Bahkan, warga dari desa lain seperti Werdi juga ikut berpartisipasi. Meskipun ada dukungan dari perwakilan Pemerintah Desa, salah satunya dengan menyumbang satu rit pasir dan semen, kontribusi tersebut bersifat pribadi dan bukan dari anggaran resmi desa – yang menunjukkan kepedulian yang besar dari Kepala Desa Winduaji.
Salah satu penyebab jalan cepat rusak adalah kurangnya fasilitas sanitasi dan pembuangan air. Saat hujan, air mengalir ke permukaan jalan yang sudah penuh, sehingga mempercepat kerusakan. Oleh karena itu, TM menyatakan bahwa gotong royong di masa depan juga perlu difokuskan pada perbaikan infrastruktur pembuangan air untuk mengurangi kerusakan jalan dan mempertahankan hasil kerja bersama.
Terkait harapan warga kepada pemerintah desa, kecamatan, dan daerah, TM menekankan bahwa yang paling diinginkan adalah perawatan teratur terhadap jalan. Menurutnya, jalan tersebut sebenarnya sudah cukup bagus, namun kurangnya perawatan membuatnya cepat rusak – sehingga semangat gotong royong warga bisa lebih berdaya guna jika didukung dengan perawatan yang teratur dari pihak berwenang.( ARI )
