Eko Margana: Pemanfaatan Kacang Sacha Ichi Komoditas Tamabahan Makan Bergizi, Dinilai Superfood

Indonesia investigasi

Jakarta – Pemerhati Pangan Nasional, Eko Margana menilai pemanfaatan Kacang Bintang Sacha Inchi merupakan pangan bergizi kelas superfood karena kandungan nutrisi dan memiliki keekonomian yang baik.

Hal itu disampaikan saat melakukan audiensi dengan Plt Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Ali Jamil, dengan didampingi sejumlah Pengusaha dan Profesional Nahdliyin DKI Jakarta di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (16/10/2024).

“Produk dari Sacha Inchi ini, utamanya bisa dijadikan untuk susu sacha, minyak sacha serta tepung protein kelas super, yang sangat berguna untuk mendukung program makanan bergizi dan pengentasan stunting di Indonesia,” ujar Eko.

Bacaan Lainnya

Eko berharap, agar Kementerian Pertanian mendukung lebih banyak budidaya Kacang Bintang Sacha Ichi karena dapat menjadi salah satu komoditas tambahan dalam program makan bergizi gratis yang diusung oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto.

“Kami tentu berharap agar Kementan dapat men-support komoditas ini. Karena hal ini sesuai dengan salah satu program unggulan Bapak Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih,” tambahnya.

Sementara itu, Pelaku Usaha Sacha Inchi, Indra Syarifudin menyampaikan kandungan Omega 3, 6, dan 9, yang ada pada Kacang Sacha Ichi ini sangat tinggi dan seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia, bahkan berkali kali lipat dari Salmon Oil. Hal tersebut yang membuat Kacang Sacha inchi ini mendapatkan julukan King of Oil dan Superfood.

Belum lagi, tambah dia, di dalam Kacang Sacha Ichi ini mengandung Protein dari Asam Amino lengkap yang tinggi, serta vitamin A dan E, dan nutrisi baik lainnya.

Menurutnya, kandungan nutrisi ini sangat bermanfaat untuk otak dan syaraf, juga sebagai sumber energi untuk regenerasi sel tubuh, menurunkan kolesterol dan tekanan darah, kesehatan sendi, kesehatan kulit dan berbagai manfaat baik lainnya.

“Menariknya, tanaman Sacha Inchi ini, memiliki pemanfaatan yang lengkap dari semua bagian tanamannya,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, Sacha Inchi sejak awal ditanam sampai dengan panen perdana, memerlukan waktu kisaran 8 Bulan dan dapat dilakukan pemanenan secara terus-menerus sampai dengan usia 20 tahun.

Sacha Inchi termasuk tanaman yang minim perawatan, di mana kebutuhan utamanya adalah sinar matahari minimal 70 persen, dan sumber air dan lokasi yang subur.

“Sacha Inchi akan memberikan kandungan Gizi yang optimum, jika di tanam di lahan dengan mdpl di atas 400 m,” tuturnya.

Dalam kegiatan yang dihadiri oleh Plt Sekjen Kementan dan Pengurus Pengusaha dan Nahdliyin DKI Jakarta Gus Lutfi, serta juga Pelaku Usaha sacha Inchi yang juga Direktur Utama Han-Gi Global Indra Syarufudin sepakat untuk melakukan mapping potensi dan rencana kerja sosialisasi produk serta optimalisasi Pilot Plant dari kebun yang sudah di tanam seluas 100 Ha di kecamatan Waluran Sukabumi.*

Edey Subhan

Pos terkait