Indonesia Investigasi.com
Lampung Barat – Sebanyak 18 ekor gajah liar kembali memasuki permukiman warga di Pemangku Talang Sindang, Pekon Roworejo, Suoh, Lampung Barat pada Jumat dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Kawanan gajah yang diduga lapar ini mengamuk dan merusak rumah-rumah warga, menyebabkan kerugian yang cukup signifikan.
Peristiwa ini dibenarkan oleh Pembina Satgas Gajah Suoh dan BNS, Sugeng Hari Kinaryo Adi. Menurutnya, kawanan gajah yang terdiri dari 18 ekor tersebut sudah beberapa hari berkeliling di sekitar permukiman warga. Sebelumnya, kawanan gajah ini sempat masuk ke wilayah Pekon Sidorejo, sebelum akhirnya berpindah ke Pekon Roworejo, dan mencapai Pemangku Talang Sindang yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tanggamus.
Sugeng menjelaskan, kawanan gajah liar itu tiba-tiba merusak rumah-rumah warga ketika sebagian besar masyarakat sedang tidur. “Gajah-gajah itu datang pada malam hari saat warga sedang melakukan blokade dan ibu-ibu terlelap tidur,” ujar Sugeng. Ia menambahkan, sebelumnya sudah ada peringatan kepada pemerintah pekon untuk berhati-hati, mengingat posisi GPS kawanan gajah sedang tidak aktif.
Akibat serangan kawanan gajah liar ini, sekitar 20 rumah warga terdampak, dengan sekitar 80 persen dari rumah-rumah tersebut mengalami kerusakan. Beberapa rumah bahkan mengalami kerusakan parah. “Ada lima rumah yang cukup parah kerusakannya. Laporan yang kami terima dari peratin setempat,” ungkap Sugeng.
Setelah merusak rumah-rumah warga, kawanan gajah tersebut kemudian bergerak menuju jalan coran provinsi, memperlihatkan ukuran tubuh mereka yang besar. “Masyarakat tidak bisa berbuat banyak lagi karena gajah-gajah tersebut sangat besar dan agresif,” tambahnya.
Hingga saat ini, posisi kawanan gajah masih cukup dekat dengan permukiman warga, berjarak sekitar 991 meter. Tim gabungan bersama masyarakat setempat tengah berusaha agar kawanan gajah ini bisa kembali ke hutan. “Hari ini, kami akan berusaha mengarahkan gajah-gajah ini agar kembali ke dalam hutan di wilayah KPHL Kota Agung Utara,” jelas Sugeng.
Sugeng juga mengimbau agar pemerintah pekon segera melaporkan peristiwa ini kepada pihak pemerintah kabupaten, seperti BPBD dan Dinas Sosial, untuk memastikan bantuan bisa segera diberikan kepada warga yang terdampak. “Kami harap warga yang rumahnya rusak bisa segera mendapatkan bantuan yang layak,” pungkasnya.
Peristiwa ini menambah panjang daftar kejadian konflik satwa liar dengan manusia yang semakin marak terjadi di wilayah Lampung Barat, yang memang dikenal sebagai habitat bagi kawanan gajah liar. Ke depannya, diharapkan adanya upaya lebih lanjut dari pihak berwenang untuk mengatasi masalah ini agar tidak merugikan warga dan satwa liar secara berkelanjutan.
(Red)